Indonesia Mampu Tetap Tumbuh di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Katadata
Menteri Koordinasi Bidang Perekonomian Darmin Nasution.
Penulis: Rizky Alika
30/4/2019, 16.23 WIB

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Darmin Nasution meyakinkan ketidakpastian laju ekonomi global saat ini tidak akan membuat pertumbuhan ekonomi Indonesia menurun. Ekonomi Indonesia ia sebut tetap meningkat dengan pertumbuhan tahun 2018 tercatat sebesar 5,17% secara tahunan, lebih baik bila dibandingkan tahun 2017 yang tercatat 5,07%.

“Dalam situasi ketidakpastian global, pertumbuhan ekonomi yang tercatat sebesar 5,17% relatif cukup baik. Karena, angka ini hampir tidak terjadi di negara lain, di tengah ketidakpastian ekonomi global,” ujar Darmin dalam acara HSBC Economic Update seperti dalam siaran pers yang dikutip Selasa (30/4).

Menurunya, pemerintah telah menyusun kebijakan yang membuat ekonomi Indonesia tetap solid di tengah  gejolak ekonomi global. Salah satu kebijakan tersebut ialah peningkatan daya saing dan perbaikan iklim usaha melalui Online Single Submission (OSS).

Kemudian, pemerintah memberikan fasilitas insentif perpajakan guna meningkatkan daya saing. Dalam jangka pendek, pemerintah juga akan melakukan perbaikan prosedur untuk mengurangi biaya ekspor dan memilih komoditas sektor-sektor unggulan.

(Baca: Menko Darmin Beberkan Strategi Pemerintah Gairahkan Ekspor)

Di sisi lain, pemerintah juga memberikan insentif perpajakan berupa libur pajak (tax holiday) untuk 200 kegiatan industri. “Untuk pertama kali, kami merumuskan aturan mengenai tax holiday sebesar sekarang," ujarnya.

Bukan hanya itu, tax holiday kini diberikan untuk masa pajak 5 hingga 20 tahun. Industri yang diberi fasilitas fiskal adalah kegiatan yang mulanya banyak sekali impor, seperti petrochemical dengan semua turunannya, besi dan baja termasuk elektronik, serta basic chemical termasuk emas.

Selain itu untuk menggenjot pertumbuhan, pemerintah mendorong peningkatan ekspor, supaya komoditas unggulan yang berasal dari alam (bahan mentah) dapat meningkat nilai tambahnya. Pemerintah juga membuat kebijakan simplifikasi prosedur untuk mengurangi biaya ekspor, diplomasi ekonomi dan peningkatan akses pasar.

Selanjutnya, akeselerasi pertumbuhan juga dilakukan melalui peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dilakukan melalui pelatihan vokasi yang terdiri dari 3 layer yaitu Balai Latihan Kerja (BLK), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), dan Politeknik.

Pendikan dan pelatihan vokasi tersebut perlu mendapat dukungan dunia industri. Oleh karena itu, pemerintah merumuskan insentif super deduction guna meningkatkan pendidikan. Selain itu, program vokasi juga perlu disempurnakan agar lulusan yang siap kerja dapat memenuhi kebutuhan industri. 

Darmin memastikan, pertumbuhan ekonomi tetap berlanjut pada 2019 di tengah kondisi global yang masih diliputi ketidakpastian. Sebab, kebijakan yang diambil pemerintah akan mendorong pertumbuhan.  "Sehingga dapat mencapai momentum emas ekonomi Indonesia,” ujarnya.

(Baca: Mulai Tahun Depan, Pemerintah Bakal Fokus Genjot Program Vokasi)

Reporter: Rizky Alika