Pemerintah menyerap Rp 8,98 triliun dari lelang enam seri Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau sukuk. Penawaran yang masuk mencapai Rp 29,69 triliun.
Dalam keterangan tertulis Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan, Selasa (19/3) mengatakan, total dana yang diserap telah memenuhi target indikatif Rp 8 triliun.
Jumlah yang dimenangkan untuk seri SPNS20092019 mencapai Rp1,4 triliun dengan imbal hasil rata-rata 6,39%. Penawaran sukuk yang jatuh tempo pada 20 September 2019 ini mencapai Rp7,6 triliun.
(Baca: Sukuk Global Indonesia US$ 2 Miliar Laris, Oversubscribed 3,8 Kali)
Untuk seri PBS014, jumlah yang dimenangkan Rp 4,8 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,28% dan tingkat imbalan 6,5%. Sukuk ini jatuh tempo pada 15 Mei 2021 dan mendapat penawaran sebesar Rp 13,9 triliun.
Untuk seri PBS019, pemerintah menyerap Rp 180 miliar dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,38% dan tingkat imbalan 8,25%. Seri ini jatuh tempo pada 15 September 2023 dan mendapat penawaran Rp 2,04 triliun.
Sukuk seri PBS021, jumlah yang dimenangkan Rp 1,25 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 7,66% dan tingkat imbalan 8,5 persen. Jatuh temponya pada 15 November 2026 ini dan penawaran yang masuk mencapai Rp 1,5 triliun.
Lalu, untuk seri PBS022, pemerintah menyerap Rp 30 miliar dengan imbal hasil 8,3% dan tingkat imbalan 8,62% dan tingkat imbalan 8,62%. Penawaran masuk untuk seri sukuk yang jatuh tempo pada 15 April 2034 ini mencapai Rp2,08 triliun.
Terakhir, seri PBS015, jumlah dimenangkan mencapai Rp1,32 triliun dengan imbal hasil rata-rata tertimbang 8,82% dan tingkat imbalan 8%. Penawaran masuk untuk seri sukuk yang jatuh tempo pada 15 Juli 2047 ini mencapai Rp2,479 triliun.
Penerbitan SBSN 2018
Sukuk telah menjadi sumber pembiayaan anggaran selama 10 tahun terakhir. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, nominal penerbitan SBSN berkisar 18% terhadap total surat berharga negara (SBN). "Nilainya hampir 1.000 triliun," kata dia pada November lalu.
Secara rinci, akumulasi penerbitan SBSN hingga Oktober 2018 telah mencapai lebih dari Rp 950 triliun (US$ 63 miliar). Sementara itu, outstanding SBSN per 25 Oktober 2018 tercatat sebesar Rp 657 triliun.
(Baca: Jual Sukuk Retail SR011, Pemerintah Pasang Target Rp 10 Triliun)
Sri Mulyani menjelaskan, dana hasil penerbitan SBSN sepanjang 2013-2018 telah digunakan untuk mendanai lebih dari 1.500 proyek pembangunan, yaitu jalan dan jembatan di 30 provinsi; jalur kereta api di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi; dan asrama haji di 24 lokasi.
Selain itu, pembangunan 328 bendungan, irigasi, gedung perkuliahan di 54 kampus, 701 kantor urusan agama, 32 sekolah Islam, tiga laboratorium, dan tiga taman nasional.