Pemerintah berencana mengusulkan target pertumbuhan ekonomi tahun depan sekitar 5,3-5,5 persen. Usulan ini dibahas dalam Sidang Kabinet Paripurna yang digelar di Kantor Presiden, Jakarta, Rabu (6/3).
"Pertumbuhan ekonomi pada 2020 kami usulkan 5,3-5,5 persen," kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Bambang Brodjonegoro usai rapat paripurna tersebut. Selain itu, pemerintah mengusulkan tingkat inflasi pada tahun depan sebesar 2-4%.
Menteri Keuangan Sri Mulyani menambahkan asumsi makroekonomi tersebut nantinya akan digunakan sebagai landasan menyusun RAPBN 2020. Ada pun, RAPBN 2020 akan lebih diprioritaskan untuk pembangunan sumber daya manusia (SDM) sebagaimana fokus program pemerintah ke depan.
"Bagaimana strategi pendidikan, kesehatan, jaring pengaman sosial, termasuk training tenaga kerja," ujarnya. (Baca: Jalan Terjal Mengejar Target Pertumbuhan Ekonomi)
Berbagai program pembangunan SDM akan lebih dipertajam agar sesuai dengan kebutuhan Indonesia. Pemerintah juga akan mengkaji kembali infrastruktur apa yang harus diperhatikan untuk ke depannya.
Pemerintah menilai masih ada infrastruktur dasar yang harus dibangun, seperti air bersih, pengairan, listrik. Masih ada pula infrastruktur yang perlu dibangun untuk mendukung pertumbuhan ekonomi nasional.
(Baca: Gubernur BI: Infrastruktur Dorong Ekonomi Tumbuh 6% dalam Lima Tahun)
Dalam Sidang Kabinet Paripurna, pemerintah juga membahas strategi peningkatan inovasi dan daya saing industri manufaktur. "Jadi pembahasan bagaimana untuk bisa meningkatkan peranan dari sektor manufaktur dalam kerangka untuk menciptakan struktur ekonomi yang lebih seimbang," kata Sri Mulyani.
Detil berbagai program ini akan dibahas kembali dalam Sidang Kabinet Paripurna selanjutnya. Sri Mulyani mengatakan, sidang hari ini hanya mengurai berbagai masalah yang ada untuk mendapatkan arahan dari Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla. "Mungkin Sidang Kabinet berikutnya yang sudah dalam poin," kata dia.