Dolar Taiwan, yuan Tiongkok, dolar Singapura, dolar Hong Kong, dan peso Filipina juga melemah meski tipis kurang dari 0,1%. Sementara itu, yen Jepang dan baht Thailand menguat masing-masing 0,16% dan 0,05%.

Mengutip Reuters, yen sebagai mata uang safe haven menguat setelah dirilisnya data penjualan retail AS yang anjlok ke level terendahnya sejak September 2009. “Data penjualan retail yang lemah telah mendorong kembali pandangan bahwa bank sentral AS akan cenderung menahan bunga acuannya tahun ini,” kata Chief Operating Officer Rakuten Securities Australia Nick Twidale, Jumat (15/2).

(Baca: Faisal Basri Soroti Impor Pangan & Baja Penyebab Defisit Neraca Dagang)

Di sisi lain, investor juga masih mencermati pembicaraan dagang tingkat tinggi yang tengah berlangsung antara AS dan Tiongkok. Ketatnya negosiasi antarkedua belah pihak ditambah kekhawatiran akan pertumbuhan ekonomi global membuat investor yang grogi memilih menempatkan dananya dalam safe haven dolar AS.  

Maka itu, indeks dolar AS yang menunjukkan nilai tukar dolar AS terhadap mata uang mitra dagang utamanya, masih cenderung kuat. Indeks dolar AS telah kembali bertengger ke level 97, setelah sempat turun ke level 95.

Halaman: