(Baca: BI Optimistis Defisit Transaksi Berjalan Susut Mulai Kuartal I 2019)

Selain itu, transaksi berjalan dibebani oleh defisit besar yang menahun pada neraca jasa dan pendapatan primer. Neraca jasa tercatat defisit US$ 7,1 miliar dan neraca pendapatan primer defisit US$ 30,4 miliar.

Meski begitu, defisit transaksi berjalan masih bisa tertolong oleh surplus pada neraca transaksi modal dan finansial yang mencapai US$ 25,1 miliar. Ini dibantu oleh aliran modal asing masuk dalam bentuk investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) sebesar US$ 13,8 miliar. Sementara itu, investasi portofolio sebesar US$ 9,3 miliar.

"(Surplus neraca transaksi modal dan finansial) tidak setinggi 2017 karena tiga triwulan pertama ada outflow (aliran dana asing keluar) deras," ujar Yati.

(Baca: Dana Asing Masuk Tembus Rp 40 Triliun, Tren Penguatan Rupiah Berlanjut)

Ke depan, ia menyatakan BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah guna memperkuat NPI atau ketahanan sektor eksternal. Pengendalian defisit transaksi berjalan akan dilakukan sehingga bisa turun ke kisaran 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Halaman: