Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo mengatakan berdasarkan hasil survei pemantauan harga, inflasi pada minggu keempat Januari sebesar 0,48% secara bulanan, atau 2,98% secara tahunan. Ini sedikit lebih rendah dibandingkan perkiraan sebelumnya yaitu 0,5% secara bulanan.
"Semua harga-harga komoditas baik pangan, inflasi inti, dan inflasi administered prices terkendali," kata Perry di Kompleks BI, Jakarta, Jumat (25/1).
Inflasi pada awal tahun ini disebabkan kenaikan harga beberapa komoditas pangan seperti telur ayam, daging ayam, sayur termasuk tomat, dan bawang merah. Hal itu imbas musim hujan sehingga ada masalah produksi dan distribusi.
(Baca: Genjot Produksi, Kementan Fokus Perluas Penanaman Padi di Lahan Rawa )
Perry optimistis inflasi keseluruhan tahun akan terkendali. Hal ini juga didukung oleh upaya pengusaha di pusat maupun daerah yang turut mengendalikan harga.
Tahun ini, pemerintah dan BI membidik inflasi di kisaran 2,5-4,5% tahun ini, sama seperti tahun lalu. Namun, BI memperkirakan inflasi bisa kembali lebih rendah dari titik tengah 3,5%.
(Baca: Gubernur BI Lihat Tak Ada Risiko Inflasi Melonjak Tahun Ini)
Pada 2018, inflasi tercatat sebesar 3,13%. Inflasi utamanya dipicu kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) nonsubsidi. Harga minyak mentah dunia yang sempat naik hingga di atas US$ 80/barel untuk jenis Brent menjadi pendorong kenaikan harga BBM nonsubsidi. Andil kenaikan BBM terhadap inflasi tahun lalu sebesar 0,26%.