Bank-bank milik negara (BUMN) mengharapkan kenaikan suku bunga acuan Bank Indonesia terjadi satu kali pada 2019. Hal ini sejalan dengan perkiraan terhadap pergerakan Fed Fund Rate alias bunga acuan bank sentral Amerika Serikat.
Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Suprajarto mengatakan, bunga acuan The Fed akan naik sekali pada 2019, perkiraan sebelumnya sebanyak dua kali. "Ini indikasi untuk tahun ini masih terkendali," kata dia, di Jakarta, Selasa (15/1).
Dari kacamata Himpunan Bank Milik Negara (Himbara), kenaikan bunga acuan BI pada tahun ini diperkirakan antara 0,25 - 0,5 persen. (Baca juga: The Fed Naikkan Suku Bunga Amerika-25-Bps, Tahun 2019 Tak Lagi Agresif)
Pada tahun lalu, Bank Indonesia (BI) mengerek bunga acuan sebanyak 175 basis poin menjadi 6 persen. Suprajarto menyatakan, meskipun kenaikan dilakukan secara agresif tetapi kondisi perbankan tetap baik.
(Baca juga: Risiko Resesi AS Meningkat, Ekspektasi Kenaikan Bunga Fed Melemah)
Ketua Himbara Maryono menuturkan, pergerakan Fed Fund Rate tahun ini bakal lebih konservatif dibandingkan dengan 2018. "Saat ini, diperkirakan hanya naik dua kali di sepanjang 2019," ujarnya.
Kenaikan BI 7 Days Reverse Repo Rate dapat berpengaruh terhadap likuiditas dan kredit bank. Meskipun demikian, kalangan bank pelat merah optimistis kredit tetap tumbuh 10 - 12 persen sedangkan dana pihak ketiga (DPK) berkisar 9 - 10 persen.