Dengan demikian, kebijakan bunga acuan BI diprediksi masih akan mengikuti The Fed. Bila The Fed hawkish, BI akan hawkish. Begitu juga bila The Fed dovish, BI akan dovish. “Namun demikian saya meyakini BI tidak akan serta merta menurunkan suku bunga ketika The Fed menurunkan suku bunga,” kata dia.

(Baca juga: Naik atau Turunnya Bunga AS Dinilai Bakal Mengancam Ekonomi Indonesia)

Ia pun meyakini, dengan asumsi Fed Fund Rate naik sebanyak dua kali tahun ini, BI juga akan mengikuti kenaikan minimal dua kali, bergantung pada kondisi aliran modal asing dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS. “Saya kira BI tidak akan berspekulasi menahan suku bunga ketika The Fed menaikkan suku bunga,” ujarnya.

(Baca juga: BI Isyaratkan Ada Ruang Penguatan Kurs Rupiah Kembali ke Posisi 13.500)

Adapun saat ini, bunga acuan BI tercatat sebesar 6% dengan inflasi 3,13% akhir tahun lalu, Sedangkan Fed Fund Rate 2,25-2,5%, dengan inflasi mendekati target 2%. Sementara itu, selisih suku bunga atau imbal hasil (yield) surat utang negara (SUN) dengan US Treasury tenor sama 10 tahun sekitar 5%. “Saya kira itu cukup besar dan menarik bagi investor,” ujarnya.

Halaman: