Bank Indonesia (BI) melansir penjualan properti terus mengalami penurunan sejak kuartal I sampai kuartal III tahun ini. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memperkirakan sektor properti masih akan menghadapi tantangan tahun depan. Maka itu, pemerintah menyiapkan strategi penopangnya.
Ia menjelaskan, sektor properti akan terpengaruh dua faktor yaitu suku bunga dan inflasi, serta pengetatan likuiditas global. Tantangan ini seiring dengan tren kenaikan suku bunga acuan di Amerika Serikat (AS). “Itu adalah dua faktor yang akan sangat memengaruhi sektor properti di Indonesia dan negara lain,” kata dia dalam Property Outlook di kantornya, Jakarta, (17/12).
Maka itu, pemerintah melakukan beberapa upaya guna mendorong sektor properti di antaranya dengan mengevaluasi kebijakan pada bidang pajak, seperti Pajak Penjualan Atas Barang Mewah (PPnBM) untuk rumah mewah. "Kami lakukan review (kajian) terhadap policy-nya (kebijakannya) sehingga mereka memiliki sumbangan yang tetap optimal terhadap perekonomian," ujarnya.
(Baca juga: Pemerintah Kaji Penghapusan PPnBM dan PPh 22 Rumah Mewah)
Berdasarkan survei BI terhadap pengembang (developer) perumahan di 16 kota, penjualan properti residensial kembali mengalami penurunan pada kuartal III lalu. Secara total, penjualan rumah turun 14,14% dibandingkan kuartal sebelumnya (quartal to quartal/QTQ). Ini melanjutkan penurunan di kuartal I dan II.
Penurunan paling tajam dialami rumah tipe kecil yaitu 15,92%, diikuti rumah tipe menengah 11,14%, dan rumah tipe besar 11,11%. Sebagian responden berpendapat, penyebab penurunan penjualan pada kuartal III adalah penurunan permintaan konsumen, terbatasnya penawaran perumahan dari responden, suku bunga kredit pemilikan rumah (KPR) yang tinggi, dan harga rumah yang kurang terjangkau oleh konsumen.
Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual untuk menggerakkan pembeli dari segmen milenial untuk mendorong pertumbuhan sektor properti. Caranya, literasi properti lantaran prioritas para milenial masih lebih tinggi untuk pemenuhan gaya hidup, termasuk rekreasi dibandingkan kebutuhan papan.
(Baca juga: Target Jokowi Bangun Sejuta Rumah Akhirnya Tercapai pada November 2018)
Ia memprediksi investasi pada sektor properti akan mengalami moderasi di antaranya karena peningkatan suku bunga. “Kemungkinan kebanyakan terjadi moderasi walaupun di beberapa segmen masih cukup baik," ujarnya. Properti berupa apartemen dan rumah tapak segmen bawah diprediksi masih akan tumbuh.