Realisasi Investasi Turun, Ini Pembelaan Pemerintah

Donang Wahyu | KATADATA
Penulis: Dimas Jarot Bayu
31/10/2018, 17.33 WIB

Insentif libur pajak atau tax holiday, misalnya, dia anggap kurang merangsang bagi investor karena hanya mencangkup 3 persen dari subsektor ekonomi. Untuk itu, Thomas berharap penerapan tax holiday bisa lebih luas lagi sektornya agar semakin menarik bagi investor.

Selain itu, perlu upaya pemerintah untuk mengantisipasi faktor-faktor eksternal yang mungkin berdampak pada realisasi investasi ke depan. “Antisipasi ini untuk mencegah para investor menarik kembali modal yang telah diinvestasikan melalui pasar modal ataupun pasar uang,” kata Thomas.

Secara rinci, realisasi PMA sebesar Rp 89,1 triliun pada twirulan tiga, anjlok 20,2 persen dibandingkan tahun lalu sebesar Rp 111,7 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) yang mencapai Rp 84,7 triliun atau melesat 30,5 persen dibandingkan periode 2017 sebesar Rp 64,9 triliun.

(Baca: BKPM Catat Realisasi Investasi Asing Kuartal III Anjlok 20%).

Lima lokasi proyek dengan realisasi investasi terbesar yaitu, Jawa Barat senilai Rp 29,3 triliun atau 16,8 persen dari total investasi. Lalu DKI Jakarta senilai Rp 26,2 triliun (15,1 persen) dan Banten Rp 16,1 triliun (9,3 persen). Kemudian Jawa Tengah dengan nilai Rp 14,3 triliun (8,2 persen) dan Jawa Timur Rp 11,5 triliun (6,6 persen).

Sedangkan lima sektor usaha dengan realisasi investasi terbesar yaitu, transportasi, gudang, dan telekomunikasi senilai Rp 30,4 triliun atau 17,5 persen dari total investasi. Kemudian sektor listrik, gas, dan air sebesar Rp 28,6 triliun (16,5 persen) dan sektor pertambangan Rp 16,1 triliun (9,3 persen). Di belakangnya sektor perumahan, kawasan industri, dan perkantoran senilai Rp 13,6 triliun (7,8 persen) dan sektor industri makanan sebesar Rp 13,3 triliun (7,6 persen).

Sementara itu, lima besar negara asal PMA adalah Singapura sebesar US$ 1,6 miliar atau 24,2 persen dari total PMA. Lalu Jepang US$ 1,4 miliar (21,2 persen), Hong Kong US$ 0,5 miliar (7,6 persen), Malaysia US$ 0,5 miliar (7,6 persen), dan Tiongkok US$ 0,5 miliar (7,6 persen).

Halaman: