Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) melansir realisasi penanaman modal asing (PMA) pada kuartal III anjlok 20,2% dibandingkan periode sama tahun lalu. Alhasil, secara keseluruhan, realisasi investasi langsung turun 1,6%. Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro menengarai penyebabnya adalah masalah perizinan dan Pemilihan Umum (Pemilu).
"Investasi sebagian mungkin struktural lebih masalah kemudahan izin, sebagian lebih karena menjelang Pemilu, jadi laju investasi menurun," kata Bambang di Gedung Parlemen, Jakarta, Rabu (30/10). Menurut dia, investor biasa menahan investasi menjelang Pemilu. Alasannya, investor ingin menunggu (wait and see) kebijakan pemerintah berikutnya.
(Baca juga: Kejar Target Pemindahan dan Perbaikan Sistem Online Perizinan Bisnis)
Penurunan realisasi investasi ini mendapat sorotan dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati. Ia menyatakan bakal mendorong seluruh kementerian terkait, baik di pusat maupun daerah untuk menarik investasi. "Karena bagaimanapun juga investasi adalah satu sumber yang sangat penting untuk berbagai hal," ujarnya.
Ia menjelaskan, investasi dapat menciptakan kesempatan kerja sehingga kesejahteraan masyarakat dapat diperbaiki, selain meningkatkan produk yang bisa dihasilkan Indonesia sehingga semakin produktif.
Dari sisi Kementerian Keuangan, ia memaparkan, upaya memacu investasi telah dilakukan di antaranya dengan memberlakukan insentif libur pajak (tax holiday) dan keringanan pajak (tax allowance). Aturan tax holiday terbaru yang terbit pada Maret tahun ini dinilainya telah berdampak signifikan.
"Enam bulan sudah meningkatkan investasi, PMA dan PMDN (Penanaman Modal Dalam Negeri) mencapai lebih dari Rp 160 triliun," kata dia.
(Baca juga: Ratusan Investor Terima Insentif Pengurangan hingga Libur Pajak)
Ke depan, dirinya dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution juga akan menentukan kebijakan untuk sektor yang menjadi prioritas, misalnya sektor pariwisata, manufaktur, dan sektor hulu.
BKPM mencatat realisasi investasi langsung pada kuartal III sebesar Rp 173,8 triliun, turun 1,6% dibandingkan dengan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 176,6 triliun. Penurunan imbas realisasi PMA yang anjlok.
(Baca juga; Faisal Basri: Penguasaan Asing di Indonesia 24%, Terkecil di ASEAN)
Secara rinci, realisasi PMA sebesar Rp 89,1 triliun pada twirulan III, anjlok 20,2% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 111,7 triliun. Kondisi ini berbanding terbalik dengan PMDN yang mencapai Rp 84,7 triliun atau melesat 30,5% dibandingkan periode sama tahun lalu yang sebesar Rp 64,9 triliun.
Kepala BKPM Thomas Lembong mengakui tren realisasi investasi tahun ini tidak menggembirakan. Menurut dia, turunnya investasi di triwulan III disebabkan oleh faktor internal maupun eksternal. Namun, dia tidak mau fokus pada faktor ekternal yang notabene di luar kendali Indonesia.
"Saya pribadi tetap menempatkan tanggung jawab pada internal. Menurut saya, eksekusi dan implementasi kebijakan pro-investasi, masih kurang," kata dia.