BI Lihat Potensi Defisit Transaksi Berjalan Melebar di Kuartal III

Arief Kamaludin|Katadata
16/10/2018, 13.19 WIB

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor migas pada September mengalami penurunan sebanyak 25,20% menjadi US$ 2,28 miliar. Selain itu, optimisme perbaikan defisit transaksi berjalan juga dengan melihat kemungkinan penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada tahun depan.

Di sisi lain, pertumbuhan ekspor diakui Perry masih lambat. Salah satu penyebabnya, melemahnya permintaan ekspor komoditas dari Tiongkok seiring dengan pertumbuhan ekonomi negeri tersebut yang melambat.

Maka itu, ia menekankan pentingnya Indonesia mendorong ekspor non-komoditas berupa ekspor manufaktur. "Manufaktur bagus termasuk ke Amerika," ujarnya. Selain itu, pengembangan sektor pariwisata untuk menarik pendapatan devisa dari kedatangan turis asing.

(Baca juga: Sri Mulyani Akan Terus Ngomel Selama Defisit Transaksi Berjalan Besar)

Sementara itu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyebut sudah adanya peningkatan ekspor meskipun masih lemah, di samping penurunan impor. Namun, ia mengakui perkembangan tersebut di bawah ekspektasi. "(ekspor) Belum meningkat setingkat yang kami harapkan. Kami harapkan akan terus meningkat," ujarnya.

Ia berharap defisit transaksi berjalan dapat terus bergerak ke arah yang lebih positif. Untuk itu, pemerintah akan terus memerhatikan neraca perdagangan migas agar tetap terjaga.

Halaman: