Pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF)-World Bank di Bali pada 8-14 Oktober mendatang berpotensi menambah Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP). Ketua Pengurus Panitia Harian dari pertemuan tersebut Susiwijono mengatakan penerimaan berasal dari penyewaan ruangan untuk delegasi dari negara peserta maupun pihak IMF dan World Bank.
Menurut dia, biaya sewa satu kamar hotel yang dikonversi jadi ruangan kantor dipatok sebesar US$ 5.000 selama sepekan. Adapun, total jumlah ruangan yang disewakan mencapai 597 ruangan. "Jadi total PNBP dari sana tinggal biaya sewa dikalikan dengan total ruangannya," kata dia di kantornya, Jakarta, Senin (10/1). Dengan demikian, potensi penerimaan negara diperkirakan mencapai Rp 44,4 miliar.
Total 597 ruangan yang disewakan tersebut terdiri dari 467 ruangan di Hotel Westin, 88 ruangan di Bali Nusa Dua Hotel, dan 42 kamar di Hotel Grand Whizz. Sejauh ini, total ruangan yang sudah dipesan oleh delegasi dari negara peserta mencapai 148 ruangan atau 96% dari total alokasi ruangan untuk peserta 154 ruangan. Sementara itu, 443 ruangan disewakan kepada pihak IMF, World Bank, dan panitia nasional.
(Baca juga: IMF dan World Bank Siapkan Dana Bantuan Buat Korban Bencana RI)
Pertemuan IMF-World Bank merupakan acara internasional terbesar yang pernah ditangani Indonesia. Sebanyak 18 ribu sampai 20 ribu delegasi dari 189 negara bakal menghadiri pertemuan yang digelar di Bali, pada 8-14 Oktober tersebut.
Delegasi asing dalam acara tersebut meliputi lebih dari 400 pejabat yang merupakan Menteri Keuangan, Menteri Pembangunan, dan Gubernur Bank Sentral negara peserta. Kemudian, sekitar 20 kepala negara dan kepala pemerintahan, 5 ribu pejabat tinggi dan delegasi resmi dari pemerintah dan bank sentral, serta seribu orang senior manajemen, ahli, dan staf IMF serta World Bank.
Selain itu, ada juga 10 ribu delegasi asing yang merupakan pengambil keputusan dan eksekutif senior dari organisasi internasional, lembaga keuangan internasional, lembaga keuangan internasional, sektor swasta, lembaga think tank, akademisi, dan non government organization (NGO), serta 2 ribu jurnalis dan awak media internasional.