Badan Usaha Milik Negara (BUMN) karya ditargetkan menyumbang dividen hasil keuntungan tahun ini sebesar Rp 4,08 triliun. Dividen tersebut berasal dari 29 BUMN sektor Konstruksi dan Sarana Prasarana Perhubungan (KSPP).
Deputi Deputi Bidang Restrukturisasi dan Pengembangan Usaha Kementerian BUMN Aloysius Kiik Ro mengatakan akan menjaga rasio pembagian dividen seperti yang dilakukan tahun lalu.”Ada yang high dividing ratio. Untuk yang seperti itu, umumnya akan mempertahankan seperti itu juga,” katanya saat rapat bersama DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu (5/9). Dalam rapat tersebut, dia mewakili Deputi KSPP Ahmad Bambang yang tidak bisa hadir.
Berdasarkan sektornya, BUMN yang ditargetkan paling banyak menyumbang dividen berasal dari sektor pelabuhan yang mencapai Rp 1,53 triliun. Kemudian disusul sektor Infrastruktur sebesar Rp 1,29 triliun, Angkutan sebesar Rp 709,6 miliar, Perumahan Rp 463,6 miliar, Kawasan Rp 66,11 miliar, dan Logistik Rp 22,29 miliar.
(Baca: Sumbangan BUMN Terhadap APBN 2017 Mencapai Rp 351 Triliun)
Dividen ini berasal dari proyeksi laba bersih BUMN di bawah Kedeputian KSPP tahun ini yang diperkirakan secara total mencapai Rp 22,66 triliun. Proyeksi laba ini meningkat 8,68% dari realisasi laba bersih tahun 2017. Adapun pendapatan dari BUMN sektor ini secara total pada 2018 diperkirakan mencapai Rp 300,18 triliun atau tumbuh 24,7% dari pendapatan 2017.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi usulan besaran dividen tahun 2018 ini, salah satunya jangan sampai menurunkan nilai pasar bagi BUMN publik yang melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Investor ingin punya saham di perusahaan yang stabil besaran dividennya. “Investor itu tidak pernah mau ada kejutan,” kata Alysius.
Beberapa BUMN di bawah Kedeputian KSPP yang sahamnya dimiliki publik berasal dari sektor infrastruktur, yaitu PT Wijaya Karya, PT Waskita Karya, PT Jasa Marga, PT Pembangunan Perumahan, dan PT Adhi Karya. (Baca: Wika Incar Proyek di Malaysia dan Filipina Senilai Rp 10 Triliun)
Direktur Keuangan Wijaya Karya Steve Kosasih tidak mempermasalahkan persentase dalam membagikan dividen kepada pemegang saham. Yang lebih penting adalah besaran nominal dividen yang dibagikan kepada investor.
Dia memperkirakan tahun ini persentase pembagian dividen perusahaannya akan menurun dari persentase tahun lalu. Namun, secara potensi nominal dividennya akan naik banyak sekali. “Nah menurut saya paling benar membesarkan kinerja kami. Jadi, soal persentase jangan dipikirkan,” katanya.
Adapun Wijaya Karya membagikan dividen tahun 2017 sebesar Rp 240,41 miliar atau setara dengan 20% dari laba bersih perseroan pada tahun buku 2017 sebesar Rp 1,2 triliun.