BI Sebut Perang Dagang Ganggu Laju Ekonomi dan Picu Kenaikan Bunga AS

Arief Kamaludin|Katadata
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo.
9/7/2018, 17.53 WIB

Menurut dia, strategi tepat bagi Indonesia untuk menjaga perekonomian di tengah kondisi saat ini adalah dengan memperkuat permintaan domestik, mengendalikan defisit transaksi berjalan, dan mendorong arus masuk dana asing. "Itu yang kami lakukan," katanya.

Ia pun menyinggung langkah BI menaikkan bunga acuan BI 7 Days Repo Rate total 1% sepanjang Mei-Juni lalu sebagai salah satu upaya untuk meningkatkan daya tarik pasar Surat Berharga Negara (SBN) bagi investor, termasuk investor asing.

Menurut dia, pihaknya bersinergi dengan pemerintah dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) guna memperkuat ketahanan ekonomi domestik dan mendorong laju perekonomian. Secara khusus, BI telah memperlonggar kebijakan uang muka kredit perumahan guna membantu memacu bisnis di sektor properti.

Di sisi lain, pemerintah tengah berupaya mengembangkan sektor pariwisata, mendorong ekspor barang yang berdaya saing tinggi, dan meningkatkan produksi dalam negeri untuk substitusi impor. (Baca juga: RI Bentuk Kelompok Kerja Antisipasi Perang Dagang AS dan Tiongkok)

Sebelumnya, pemerintah juga diketahui berencana membentuk kelompok kerja (working group) untuk mengantisipasi perang dagang antara AS dan Tiongkok. Menteri Perindustrian Airlangga Hartanto mengatakan pembentukan kelompok kerja untuk memperbaiki kinerja impor dan ekspor. Selain itu, untuk mengantisipasi risiko perang dagang seperti membanjirnya baja asal Tiongkok.

Halaman: