Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati optimistis, pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2% pada Kuartal II-2018. Optimisme itu didukung oleh empat komponen, yakni konsumsi rumah tangga, investasi, belanja pemerintah, dan ekspor.
Menurutnya, pertumbuhan keempat indikator ekonomi bakal lebih tinggi ketimbang bulan lalu (month to month/mtm) ataupun tahunan (yoy). "Kami harap (ekonomi Kuartal II-2018) mendekati 5,2%," ujarnya saat konferensi pers di Kementerian Keuangan, Jakarta, Senin (25/6).
Dari sisi konsumsi rumah tangga, misalnya, pada kuartal lalu tumbuh 4,95%. Pada Kuartal II-2018, ia optimistis pertumbuhannya akan lebih dari 5% karena ada momen Ramadan dan Lebaran. Apalagi, pertengahan tahun ini pemerintah memberikan gaji ke-13 sekaligus Tunjangan Hari Raya (THR).
Lalu dari sisi Pembentuk Modal Tetap Bruto (PMTB) atau investasi, ia juga yakin bisa tumbuh di atas 8%. Proyeksi itu lebih tinggi ketimbang realisasi Kuartal I-2018 yang senilai 7,95%. Menurutnya, proyeksi itu sangat mungkin terjadi karena impor barang modal dan bahan baku meningkat. Kedua jenis impor tersebut biasanya menunjukkan pergerakan investasi.
(Baca juga: Adu Argumen Sri Mulyani dan Prabowo Soal Utang Rp 9.000 Triliun)
Selain itu, ekspor juga menunjukkan perbaikan. Pada April dan Mei 2018, nilai ekspormya sebesar US$ 14,5 miliar dan US$ 16,1 miliar. Menurutnya, peningkatan ekspor ini menunjukkan kinerja yang positif meskipun secara keseluruhan neraca perdagangan mengalami defisit.
Kemudian, belanja pemerintah pusat sudah mencapai Rp 458 triliun atau 31,5% dari target dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Rp 1.454,5 triliun. Dari realisasi itu, belanja Kementerian dan Lembaga (K/L) sebesar Rp 231,5 triliun atau 27,3% dari target Rp 847,44 triliun.
Di dalam belanja K/L terdiri atas belanja barang dan modal yang menunjukkan besaran uang yang digelontorkan pemerintah untuk pembangunan. Nilai kedua jenis belanja itu masing-masing senilai Rp 84,9 triliun dan Rp 30,9 triliun. Lalu ada juga belanja pegawai sebesar Rp 76,5 triliun dan bantuan sosial Rp 39,3 triliun, yang menjadi tambahan penghasilan bagi masyarakat.
(Baca juga: Dirjen Pajak: Penurunan Tarif PPh UMKM Gerus Penerimaan Rp 1,5 Triliun)
Tak hanya itu, optimisme bahwa ekonomi bakal tumbuh 5,2% di Kuartal II-2018 juga karena data pertumbuhan industri. Hal itu ditunjukkan dari penerimaan pajak dari sektor pengolahan tumbuh 15,4%; perdagangan 31,43%; pertambangan 85,15%; konstruksi dan real estate 16,49%; transportasi dan pergudangan 12,84%; serta, pertanian 32,7%.