Indeks Bahan Makanan Turun, Inflasi April 0,1 Persen

Arief Kamaludin | KATADATA
Pedagang sayur mayur di Kawasan Pasar Rumput, Jakarta, Rabu, (21/01).
Penulis: Redaksi
2/5/2018, 12.32 WIB

Sesuai prediksi banyak ekonom, Badan Pusat Statistik hari ini mengumumkan inflasi pada April kemarin tak melampaui bulan sebelumnya. Bulan lalu, inflasi 0,10 persen, lebih rendah dari posisi Maret yang mencapai 0,2 persen. Pada inflasi April ini, Indeks Harga Konsumen (IHK)-nya sebesar 132,71.

BPS mencatat, 54 kota mengalami inflasi pada Arpil 2018, sementara 28 kota deflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Merauke sebesar 1,32 persen dengan IHK 138,07 dan terendah di Padang dan Kudus, masing-masing 0,01 persen dengan IHK 137,20 dan 138,91. Adapun deflasi tertinggi di Tual sebesar 2,26 persen dengan IHK 147,10 dan terendah di Medan, Bandar Lampung, dan Tegal sebesar 0,01 persen.

Menurut BPS, inflasi terjadi karena kenaikan harga yang ditunjukkan oleh makin mahalnya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran. Misalnya, kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,24 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,16 persen; dan kelompok sandang 0,29 persen. Sementara inflasi kelompok kesehatan sebesar 0,22 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,04 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan 0,19 persen.

“Sementara kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeks yaitu bahan makanan sebesar 0,26 persen,” demikian BPS mengumumkan laporannya hari ini, Rabu (2/5/2018).

Di lihat dari laju tahun berjalan, inflasi Januari – April  2018 sebesar 1,09 persen, dan inflasi secaya tahuanan (year on year/yoy) sebesar 3,41 persen. (Baca: Bawang hingga Ayam Pengaruhi Inflasi Pekan Ketiga April 0,12 %).

Sebelumnya, sejumlah ekonom memprediksi inflasi April akan lebih rendah dibandingkan Maret 2018. Seluruh komponen diperkirakan berkontribusi pada inflasi. Untuk laju harga bergejolak atau volatile food, kemungkinan cenderung stabil seiring turunnya beberapa harga komoditas pangan memasuki masa panen raya seperti beras, cabe merah keriting, dan cabe rawit merah. 

Ekonom Permata Bank Josua Pardede menghitung inflasi bulan lalu 0,13 persen secara bulanan atau 3,45 persen secara tahunan (yoy). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan inflasi Maret yang mencapai 0,2 persen secara bulanan dan 3,4 persen yoy. “Meskipun lebih tinggi dari rata-rata inflasi bulan sepanjang 2013-2017 yakni 0,006 persen,” kata Josua kepada Katadata.co.id, Rabu (2/5).

(Baca: Konsensus Ekonom: Inflasi April Makin Rendah Dipicu Masa Panen).

Mengacu pada data Bloomberg, ekonom Bank Central Asia David Sumual memperkirakan inflasi April sebesar 0,17 persen dan ekonom Bank Danamon Wisnu Wardana 0,10 persen. Sementara ekonom Bank Tabungan Negara Winang Budoyo 0,18 persen, ekonom Danareksa Research Institute Damhuri Nasution 0,10 persen, dan ekonom Goldman Sachs Singapore Reza Siregar 0,60 persen.

Reporter: Rizky Alika