Perang Dagang Trump Berpotensi Kurangi Laju Ekonomi Indonesia

Arief Kamaludin|KATADATA
Pertumbuhan ekonomi 2018 dihantui efek kebijakan perang dagang AS.
Penulis: Rizky Alika
Editor: Yuliawati
8/3/2018, 18.57 WIB

Sementara itu, Guru Besar Universitas Indonesia Muhammad Ikhsan memprediksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia berkisar 5,1-5,2%. Prediksi ini berdasarkan adanya keraguan investor untuk menanam modal di Indonesia. Investor khawatir akan adanya perubahan kebijakan yang dapat memengaruhi imbal hasil.

“Investor tidak melakukan investasi karena dia khawatir (kebijakan) akan berubah lagi atau tidak. Untuk investasi di manufaktur itu jangka panjang yang mesti menunggu dua sampai tiga tahun, baru balik (imbal hasilnya)," katanya.

(Baca juga: Proyeksi Ekonomi RI 2018 Lembaga Asing Tak Setinggi Pemerintah)

Sementara itu, apabila terjadi perubahan kebijakan, Ikhsan mengatakan imbal hasil dari investasi di industri manufaktur bisa tertunda hingga 20 tahun. "Investor masih menunggu,” kata dia.

Pemerintah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi 2018 tumbuh 5,4%. Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2017 mencapai 5,07%. Ini di bawah target pertumbuhan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) yang sebesar 5,2 % dan cenderung stagnan serta hanya naik tipis dibandingkan tahun 2016 yang tumbuh 5,03%.

Kepala BPS Suhariyanto mengatakan, tidak tercapainya target pertumbuhan ekonomi tahun lalu disebabkan oleh adanya penurunan konsumsi rumah tangga secara tahunan (year -on- year) menjadi 4,95% dari 5,01% pada 2016. Secara kuartalan, konsumsi rumah tangga kuartal IV-2017 naik 0,01% dibandingkan kuartal sebelumnya menjadi 4,97%.

(Baca juga: Ekonom Prediksi Pilkada Serentak Dongkrak Ekonomi 2018)

Halaman: