BI: Kenaikan Harga Komoditas Akan Topang Pertumbuhan Ekonomi 2017

Arief Kamaludin|KATADATA
Pembangunan gedung perkantoran di Jakarta
Penulis: Pingit Aria
7/2/2017, 11.55 WIB

Sebelumnya, Badan Pusat Statistik mengumumkan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2016 tercatat sebesar 5,02 persen, membaik dibandingkan tahun 2015 yang sebesar 4,88 persen.

(Baca juga: Sri Mulyani Harap Pulihnya Ekspor Tak Terganjal Amerika dan Cina)

Secara triwulanan, ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2016 tumbuh sebesar 4,94 persen (yoy), sedikit lebih rendah dibanding capaian triwulan sebelumnya yang sebesar 5,01 persen (yoy). Hal ini terutama akibat melambatnya konsumsi pemerintah sejalan dengan kebijakan penghematan belanja pemerintah.

Menurut Tirta, pertumbuhan ekonomi tahun 2016, khususnya di triwulan IV didukung oleh pertumbuhan konsumsi rumah tangga, perbaikan kinerja investasi, dan peningkatan ekspor. Konsumsi RT masih tumbuh cukup kuat didukung oleh terkendalinya inflasi.

Sementara peningkatan kinerja investasi terutama didorong oleh pertumbuhan investasi nonbangunan dalam bentuk kendaraan dan peralatan lainnya. “Perbaikan ini terindikasi pada kinerja sektor pertambangan dan perkebunan yang meningkat,” kata Tirta.

(Baca juga: Darmin: Pertumbuhan Ekonomi Meleset Akibat Pemotongan Anggaran)

Di sisi lain, investasi bangunan masih melambat sejalan dengan belum kuatnya dukungan investasi sektor swasta. Sementara itu, kinerja ekspor menunjukkan perbaikan yang cukup signifikan seiring dengan mulai meningkatnya harga beberapa komoditas seperti harga batubara dan CPO. Badan Pusat Statistik (BPS) menyebut ekspor tumbuh positif sebesar 4,24 persen dari kuartal IV 2015 hingga kuartal yang sama tahun lalu.

Halaman: