Paparkan Perbaikan Ekonomi ke S&P, BI Harap Peringkat Utang Naik

Arief Kamaludin (Katadata)
Penulis: Desy Setyowati
Editor: Yura Syahrul
21/1/2017, 08.00 WIB

Pemerintah saat ini kembali harap-harap cemas menanti keputusan Standard and Poor’s (S&P). Dalam keputusannya, lembaga pemeringkat internasional tersebut diharapkan menaikkan peringkat kredit utang luar negeri ke level layak investasi (investment grade). Peringkat ini akan menambah penilaian positif investor asing terhadap perekonomian Indonesia.

Gubernur Bank Indonesia (BI) Agus Martowardojo mengaku dirinya bersama dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani sudah bertemu dengan pihak S&P. Dalam pertemuan tersebut, dia menjelaskan reformasi struktural yang telah dilakukan pemerintah dan pencapaian perbaikan perekonomian hingga saat ini.

Pertumbuhan ekonomi tahun lalu diperkirakan sekitar lima persen atau masih dalam kondisi positif. Inflasi tahun lalu juga berada di bawah kisaran target, yakni hanya 3,02 persen. Nilai tukar rupiah juga menunjukan penguatan meski ada ketidakpastian ekonomi global.

(Baca: Sri Mulyani Harapkan Kenaikan Peringkat Kredit Indonesia)

Selanjutnya, Agus menunggu hasil kajian dari S&P terhadap peringkat dan prospek utang Indonesia ke depan. “Saya dan Menkeu juga sudah jelaskan, tapi hasilnya kami belum tahu. Kami tunggu, mungkin mereka ada pertimbangan yang harus kami hormati,” katanya di kompleks BI, Jakarta, Jumat (20/1).

Sebelumnya, Direktur Eksekutif Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter BI Juda Agung menyatakan, peringkat investasi memang layak disandang Indonesia. Sebab, perekonomian saat ini sudah menunjukkan perkembangan yang baik.

(Baca: Bidik Kenaikan Peringkat Utang, Sri Mulyani 'Merayu' S&P)

Halaman: