Kejar Target, Ekonomi Semester II Harus Tumbuh 5,3 Persen

Arief Kamaludin | Katadata
Penulis: Desy Setyowati
21/7/2016, 11.33 WIB

Kementerian Keuangan berharap pertumbuhan ekonomi pada semester II tahun ini mencapai 5,3 persen. Ini harus dikejar agar target pertumbuhan ekonomi yang telah disepakati pemerintah dan DPR tahun ini bisa terkejar.

Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2016, pertumbuhan ekonomi tahun ini ditargetkan mencapai 5,2 persen. Sementara realisasinya hingga kuartal I-2016 baru mencapai 4,92 persen.

Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro optimistis pertumbuhan ekonomi masih terus meningkat hingga akhir tahun. Meski dalam tiga bulan pertama masih di bawah target, tapi dia yakin pertumbuhan kuartal II bisa lebih tinggi.

Bambang memperkirakan pertumbuhan kuartal II bisa mencapai 5,1 persen. Sehingga dalam semester I pertumbuhannya bisa sekitar 5 persen. Hal ini didorong oleh konsumsi rumah tangga dan pemerintah kuartal II yang lebih baik dibandingkan kuartal I. (Baca: Menteri Darmin Optimistis Ekonomi Semester I Tumbuh 5 Persen)

Konsumsi rumah tangga kuartal II terbantu oleh momen puasa dan lebaran yang trennya meningkat setiap tahunnya. Konsumsi pemerintah juga diyakini tumbuh positif karena serapan belanja sudah lebih baik. Khususnya untuk belanja pegawai melalui pemberian gaji ke-13 dan Tunjangan Hari Raya (THR).

Komponen pertumbuhan ekonomi lainnya, yakni pembentukan modal tetap bruto (PMTB) juga terdongkrak oleh belanja pemerintah. Dia mengatakan belanja modal pemerintah telah meningkat dua kali lipat dibanding periode sama tahun lalu.

Apalagi belanja modal ini diarahkan untuk pembangunan infrastruktur. Tidak hanya berdampak sekarang, pembangunan infrastruktur diharapkan akan memberi efek ganda (multiplier effect) bagi perekonomian dalam jangka panjang.

Di sisi lain, dia mengakui perekonomian masih akan tertekan dari sisi ekspor. Sejak 2014 pertumbuhan ekspor negatif dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan. Kinerja ekspor yang negatif ini berpengaruh pada melambatnya investasi.

“Seharusnya (ekspor) bisa tumbuh 6-7 persen, tetapi masih 4-5 persen. Itu ikut memperlambat perekonomian,” kata Bambang usai Rapat Kerja (Raker) dengan Badan Anggaran (Banggar) di Gedung MPR/DPR, Jakarta, Rabu malam (20/7). (Baca: Lebih Realistis, Pertumbuhan Ekonomi 2017 Disepakati 5,2–5,6 Persen)

Meski demikian, Bambang masih yakin pertumbuhan ekonomi semester II masih bisa tumbuh 5,3 persen. Dia memperkirakan konsumsi rumah tangga akan tumbuh stabil, mengingat laju inflasi yang masih tetap terjaga.

Dari sisi investasi, pembangunan infrastruktur akan semakin masif hingga akhir tahun. Beberapa proyek pun sudah mulai berjalan. Perbaikan iklim investasi melalui selusin Paket Kebijakan Ekonomi akan merangsang investasi swasta. Tren kebijakan moneter yang ekspansif juga diharapkan bisa mendorong investasi lebih baik.

“Investasi kuncinya. Perkiraan kami belanja di Semester II lebih dari besar dari Semester I. Investasi swasta dengan adanya tax amnesty, kami harapkan akan meningkat. Itulah harapan kami supaya pertumbuhan ekonomi bisa 5,3 persen (di Semester II),” tutur Bambang. (Baca: Pengusaha Optimistis Industri Konstruksi Melejit Akibat Tax Amnesty)

Target Pertumbuhan Ekonomi 2016

Realisasi Kuartal ITarget Kuartal II**Target Semester ITarget Semester IITarget 2016
Konsumsi Rumah Tangga *55,15,155
Konsumsi Pemerintah2,95,74,56,15,5
PMTB5,65,95,76,36,1
Ekspor-3,9-0,2-22,20,1
Impor-4,2-0,4-2,32,70,2
PDB4,95,15 %5,3 %5,2

* termasuk konsumsi LNPRT (lembaga non profit yang melayani rumah tangga)

** perkiraan sementara kuartal II-2016