Rupiah Menguat, BI Diminta Turunkan Suku Bunga

Donang Wahyu|KATADATA
Bank Indonesia disarankan untuk menurunkan tingkat suku bunga acuan seiring penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS.
9/10/2015, 19.39 WIB

“Memang BI itu khawatir apabila ada capital outflow, dan khawatir nilai riil dari interest rate masih kecil. Tapi yang sekarang itu hitungan real interest rate kita masih 3,5 persen, belum kecil,” kata Anton. (Baca: BI Rate Belum Bisa Turun, Ini Sebabnya)

Deputi Gubernur Senior BI Mirza Adityaswara memberikan sinyal bahwa BI akan tetap menggunakan kebijakan suku bunga yang ketat meski nilai tukar rupiah terus menujukkan penguatan dalam sepekan terakhir. Dia beralasan masih ada ancaman dari naiknya suku bunga the Fed yang dapat terjadi pada tahun depan.

“Memang kemungkinan naiknya bisa jadi bukan pada kuartal I mendatang. Tapi saat ini lebih baik kami tetap prudent dan menjaga stabilitas,” kata Mirza. (Baca: Rupiah Meroket, Investor Panik Lepas Dolar AS)

BI akan menjaga kebijakan moneter dengan menambah suplai valas jangka pendek di pasar spot dan juga menambah valas di pasar forward. Sejalan dengan itu Otoritas Jasa Keuangan juga mengeluarkan kebijakan yang mendukung pendalaman pasar keuangan seperti mengeluarkan asuransi petani. “Hal ini agar pasar keuangan percaya bahwa kami juga melakukan reformasi,” kata Mirza.

Rupiah pada perdagangan hari ini kembali menguat tajam. Di pasar spot berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup pada posisi Rp 13.412 per dolar AS, menguat 3,42 persen dibandingkan penutupan kemarin. Dalam sepekan, rupiah telah menguat sebesar 1.279 poin atau 8,7 persen. Artinya, hampir separuh pelemahan rupiah sejak awal tahun ini sudah berkurang yang pada pekan lalu mencapai 18,6 persen. Kini, kalau dihitung sepanjang tahun ini, rupiah cuma melemah 8,27 persen terhadap dolar AS.

Halaman:
Reporter: Ameidyo Daud Nasution