Pengalaman seperti ini sudah pernah terjadi. Beberapa tahun lalu investor dari Kuwait, Kuwait Petroleum Company dan Saudy Aramco Asia Company Limited dari Arab Saudi sempat menyatakan niatnya membangun kilang di Indonesia.

Niat ini tidak pernah terealisasi karena investor tersebut meminta banyak insentif seperti pembebasan pajak hingga 30 tahun dan penyediaan lahan. Pemerintah tidak bisa memenuhi permintaan tersebut dan investor tersebut pun membatalkan rencananya.

"Mungkin kalau Badan Usaha Milik Negara (BUMN) akan lebih mudah mendapatkan insentif. Apalagi BUMN yang seratus persen milik negara," ujar Susyanto.

Tahun ini, Pertamina sebenarnya sudah memiliki rencana untuk membangun tiga kilang baru. Masing-masing kilang memiliki kapasitas sekitar 300.000 barel per hari. Dua kilang akan dibangun di Indonesia bagian barat dan satu lagi di Indonesia timur. 

Selain membangun kilang baru, Pertamina melalui program Refining Development Master Plan (RDMP), juga merevitalisasi empat kilang yang sudah ada. Keempat kilang tersebut berada di Balongan, Cilacap, Balikpapan, dan Dumai.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait