KATADATA ? Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral mengusulkan anggaran untuk program energi baru terbarukan dan konservasi energi (EBTKE) tahun depan sebesar Rp 10 triliun. Anggaran ini hampir 10 kali lebih tinggi dibandingkan alokasi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2015, yang hanya Rp 1,04 triliun.

Menteri ESDM Sudirman Said mengatakan anggaran untuk program EBTK perlu dinaikkan untuk meningkatkan produksi dan konsumsi energi baru. Ini dilakukan agar Indonesia tidak terlalu bergantung pada energi fosil, yang cadangannya terus menurun.

Energi terbarukan secara bertahap bisa menggantikan minyak bumi. Saat ini pemerintah telah mewajibkan campuran 15 persen bahan bakar nabati (biodiesel) yang berbasis minyak sawit (CPO) untuk dicampurkan dalam solar. Bahkan, hasil uji coba pemerintah akademisi dan pelaku usaha terhadap produk otomotif tahun lalu, campuran biodiesel bisa mencapai 20 persen.

Indonesia memiliki potensi sumber daya energi terbarukan. Data Kementerian ESDM, menyebut potensi energi hidro yang teridentifikasi sebesar 75 gigawatt (GW), potensi surya sebesar 112 GB, bahan bakar nabati (biofuel) mencapai 32 GW, angin 0,95 GW, biomassa 32 GW, panas bumi 28,8 GW, dan laut 60 GW.

Dengan tambahan anggaran tahun depan, pengembangan EBTKE untuk mencukupi kebutuhan listrik, nantinya akan mengacu pada situasi lokal. Ini akan disesuaikan dengan potensi energi di setiap daerah.

Halaman:
Reporter: Arnold Sirait