Ada Pelabuhan Cirebon, Pergeseran Cilamaya Bisa Batal

Agung Samosir|Katadata
Penulis: Safrezi Fitra
6/4/2015, 19.19 WIB

KATADATA ? Pemerintah sedang melakukan kajian mengenai pembangunan pelabuhan baru pengganti proyek Pelabuhan Cilamaya yang batal dilakukan. Namun, pelabuhan baru ini bisa saja kembali dibatalkan jika PT Pelabuhan Indonesia II merealisasikan dua fasilitas pelabuhan yang sudah direncanakan.

Deputi Bidang Transportasi Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Prihartono menyebut dua infrastruktur tersebut adalah Pelabuhan Cirebon dan kanal penghubung kawasan industri Cikarang dengan Tanjung Priok.

Meski demikian, Bambang meminta Pelindo untuk bisa menerima keputusan Pemerintah apabila pelabuhan pengganti proyek Cilamaya ini nantinya benar-benar dibangun. Pelabuhan ini dibangun untuk mendukung kapasitas pelabuhan Kalibaru, Tanjung Priok, yang akan penuh pada 2027.

"Mungkin pendekatan Pelindo II dari sudut bisnis. Tapi Pemerintah juga punya sudut pandang lain sebagai pemangku kebijakan," kata Bambang saat ditemui di kantornya, Jakarta, Senin (6/4).

Kepala Bappenas Andrinof Chaniago memerintahkan untuk melakukan studi mengenai pergeseran proyek pelabuhan Cilamaya. Studi ini harus segera dilakukan dan bisa mendapat hasil dalam waktu yang tidak lama.

Menurut Bambang, ada dua kriteria yang menjadi pertimbangan lokasi pengganti proyek Cilamaya ini. Pertama, dari sisi ketahanan pangan, di mana lokasi pelabuhan tidak boleh memakan lahan pertanian. Kedua, ketahanan energi, di mana alur laut pelabuhan ini tidak boleh bertabrakan dengan fasilitas pipa milik PT Pertamina (Persero).

Sejalan dengan kemungkinan dibatalkannya proyek eks Cilamaya, Pelindo II memang sudah memiliki rencana untuk mengembangkan Pelabuhan Cirebon dan Kanal Penghubung Pelabuhan Tanjung Priok ke Kawasan Industri Cikarang.

Makanya, Direktur Utama Pelindo II RJ Lino berani meminta agar pemerintah tidak membangun pelabuhan baru di Subang atau Indramayu. "Saya sudah bangun pelabuhan Cirebon, untuk apa (Cilamaya) digeser ke timur," kata Lino

Pelindo II berencana memperluas Pelabuhan Cirebon dari yang awalnya 47 hektare, menjadi 200 hektare. Dengan perluasan tersebut, daya tampungnya pun bertambah 20.000 ton ? 30.000 ton. Sementara kedalaman laut di pelabuhan tersebut akan ditambah dari yang  tadinya 5 meter, menjadi 14 meter, agar bisa disandari kapal-kapal berukuran besar hingga kapasitas 5.000 TEUs.

Pelindo II juga berencana membangun kanal penghubung Pelabuhan Tanjung Priok ke Cikampek, Jawa Barat. Pembangunan kanal ini untuk mempercepat pendistribusian arus barang logistik, dan mengurangi kemacetan di kawasan industri sekitar Cikampek, Cibitung, dan Cikarang menuju ke Tanjung Priok dan sebaliknya.

Pembangunan kanal terdiri dari dua bagian. Pertama, sepanjang 42 kilometer (km) dengan memanfaatkan kanal pengendali banjir di Jakarta. Kanal ini untuk menghubungkan pelabuhan Tanjung Priok dengan kawasan industri Cibitung. Pelindo akan merehabilitasi kanal dan meninggikan tiga atau empat meter jembatan, agar bisa dilalui kapal tongkang. Kanal kedua menghubungkan kawasan industri Cibitung dengan Cikampek.

Biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan kedua kanal ini mencapai Rp 3 triliun. Pembangunan kanal pertama ditargetkan selesai pada 2016, dan kanal kedua pada 2018. Nantinya, setiap kapal tongkang yang melalui kanal tersebut akan bisa mengangkut 150 kontainer. Perhitungan Pelindo, setiap satu tongkang yang melalui kanal tersebut akan mengurangi kemacetan 3 kilometer di jalan darat. 

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Ameidyo Daud Nasution