Menteri BUMN Dorong Antam Ambil Saham Freeport

www.ptfi.co.id
Menteri BUMN Rini Mariani Soemarno mengatakan, pemerintah akan mendorong Aneka Tambang supaya dapat mengambil saham divestasi Freeport Indonesia.
29/1/2015, 11.41 WIB

KATADATA ? PT Aneka Tambang (Persero) Tbk didorong untuk dapat mengambil alih saham kontrak karya perusahaan tambang asing, terutama PT Freeport Indonesia.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Mariani Soemarno mengatakan, pemerintah akan memperkuat permodalan BUMN di bidang tambang tersebut. Ini dilakukan dengan memberikan penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 7 triliun.

?Dengan begitu kami harap (dengan) modal yang cukup kuat, Insya Allah bisa ambil saham Freeport,? kata Rini seusai rapat kerja dengan Komisi XI DPR di Jakarta, Rabu (28/1) malam.

(Baca: Pemerintah Minta Saham Divestasi Freeport Dijual Murah)

Freeport Indonesia merupakan salah satu dari tiga perusahaan asing pemegang kontrak karya yang akan melepaskan sebagian sahamnya pada tahun ini. Dua perusahaan lainnya adalah PT Vale Indonesia Tbk dan Natarang Mining.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Sudirman Said sebelumnya mengatakan, akan merekomendasikan pengambilalihan saham Freeport dilakukan oleh BUMN. Dengan demikian, Indonesia tidak hanya masuk sebagai pemilik, melainkan juga sebagai operator kegiatan tambang.

Pada tahun ini, Freeport akan mendivestasikan 10,64 persen sahamnya kepada pemerintah. Saham yang dilepaskannya ini merupakan bagian dari total kewajiban divestasi saham sebesar 30 persen yang merupakan salah satu dari enam poin renegosiasi kontrak karya yang disepakati.

(Baca: Izin Ekspor Freeport Melanggar Undang-Undang)

Saat ini pemerintah telah memiliki 9,36 persen saham Freeport yang didapat sejak Kontrak Karya (KK) generasi pertama ditandatangani pada 1967. Dengan demikian, Freeport akan melepas 20,64 persen lagi sisa saham divestasi Freeport.

Pihak Freeport sebelumnya pernah menyampaikan, nilai divestasi 20,64 persen sahamnya mencapai US$ 4 miliar atau sekitar Rp 48 triliun dengan kurs Rp 12.000 per dolar AS.

Reporter: Desy Setyowati