Pemerintah Khawatir Target Penerimaan Migas Tak Tercapai

KATADATA | www.skkmigas.go.id
Aktivitas di salah satu rig lepas pantai milik Pertamina Hulu Energi. Pemerintah khawatir penerimaan negara dari sektor migas turun akibat merosotnya harga minyak dunia.
7/1/2015, 16.39 WIB

KATADATA ? Pemerintah khawatir penerimaan negara dari sektor minyak dan gas (migas) merosot. Harga minyak mentah dunia saat ini sudah jauh di bawah asumsi dalam APBN 2015.

Dalam APBN 2015, target penerimaan migas sebesar Rp 313 triliun yang terdiri dari penerimaan pajak penghasilan (PPh) migas sebesar Rp 88,7 triliun dan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp 224,3 triliun. Target penerimaan dari sektor migas tersebut lebih tinggi 5,9 persen dari target dalam APBN-P 2014 sebesar Rp 295,6 triliun.

Pelaksana tugas Direktur Jenderal Migas Kementerian ESDM Naryanto Wagimin mengatakan, pemerintah terus memantau perkembangan harga minyak menhtah dunia. Apalagi, ada prediksi bahwa harga minyak mentah bakal mencapai US$ 35 per barel.  

?Harga turun terus diprediksi sampai US$ 35 (per barel), itu yang kami takutkan,? kata dia kepada Katadata, Selasa (6/1).

(Baca: Lifting Rendah, Penerimaan Hulu Migas Lampaui Target)

Sepanjang tahun lalu, harga rata-rata minyak mentah Indonesia atau Indonesian Crude Price (ICP) sebesar US$ 96,5 per barel. Ini lebih rendah dari asumsi dalam APBN-P 2014 sebesar US$ 105 per barel. Adapun realisasi lifting minyak sebesar 794 ribu barel per hari, lebih rendah dari target sebesar 818 ribu barel per hari.

Pada tahun ini, asumsi ICP sebesar US$ 105 per barel dengan target lifting minyak 900 ribu barel per hari. Turunnya harga minyak dunia dipastikan bakal menekan penerimaan dari sektor migas. Apalagi, harga minyak mentah dunia saat ini berada di bawah US$ 50 per barel yang merupakan terendah dalam lima tahun terakhir.

?Ya jelas, (penerimaan) dari eksplorasi dan eksploitasi (migas) akan turun,? tutur Naryanto.

(Baca: Pemerintah Isyaratkan Harga Premium Akan Turun pada Februari)

Baca artikel ini lewat aplikasi mobile.

Dapatkan pengalaman membaca lebih nyaman dan nikmati fitur menarik lainnya lewat aplikasi mobile Katadata.

Reporter: Arnold Sirait