Harga BBM Naik, Ekonomi 2015 Tetap Ditarget Tumbuh 5,8 Persen

Arief Kamaludin|KATADATA
Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, pemerintah tetap kejar target pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,8 persen meski harga BBM naik.
19/11/2014, 08.24 WIB

KATADATA ? Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro mengatakan, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi berpotensi menurunkan pertumbuhan Indonesia. Pada akhir tahun, ekonomi diprediksi hanya tumbuh 5,1 persen dari target 5,2 persen.

Meski begitu, kenaikan harga BBM tersebut dapat mendorong pertumbuhan tahun depan. Diperkirakan ekonomi bisa tumbuh hingga 5,8 persen pada 2015. Menurut dia, dana subsidi BBM akan dialihkan ke infrastruktur.

?Kalau alokasi benar, target (pertumbuhan ekonomi) 5,8 persen bisa tercapai. Jadi kita nggak akan ubah (target),? ujarnya kepada wartawan, di kantornya, Jakarta, Selasa (18/11).

Lebih lanjut Bambang mengatakan, dampak kenaikan harga BBM tidak terlalu signifikan terhadap kinerja industri karena sektor ini tidak menggunakan BBM bersubsidi. Namun, pemerintah akan memberikan insentif berupa penundaan pembayaran pajak jika terjadi pemutusan hubungan kerja (PHK).

Pemerintah optimistis defisit transaksi berjalan akan menuju 2,5 persen hingga 3 persen pada 2015. Begitu pula dengan ruang fiskal yang akan lebih besar seiring dengan adanya efisiensi anggaran.

Menurut dia, pemerintah berpotensi menghemat Rp 110 triliun-Rp 140 triliun pada tahun depan. Perhitungan ini sesuai dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (Indonesian Crude Price/ ICP) di bawah US$ 100 per barel, serta kurs rupiah Rp 11.900 per dolar Amerika Serikat (AS).

Angka rupiah tersebut telah menyesuaikan kemungkinan bank sentral AS menaikkan suku bunga. 

Reporter: Desy Setyowati