Potensi Darwin Silalahi sebagai Menteri ESDM

ESDM KATADATA | Arief Kamaludin
KATADATA | Arief Kamaludin
Penulis:
Editor: Arsip
12/8/2014, 07.52 WIB

KATADATA ? Salah satu nama dari kalangan profesional yang dinilai layak menjadi Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) adalah Darwin Silalahi. Laki-laki kelahiran Balige, Sumatera Utara pada 2 Mei 1962 itu merupakan orang Indonesia pertama yang menjadi Chairman and Chief Executive Officer PT Shell Indonesia, perusahaan minyak asal Belanda sejak 2007.

Di industri minyak dan gas (migas), karir Darwin sudah dimulai sejak 1985 setelah menyelesaikan studinya di jurusan geofisika, Universitas Indonesia. Perusahaan pertamanya adalah British Petroleum, hingga akhirnya pada 1994 pindah ke Dharmala Group dan Grup Bakrie & Brothers sebagai Direktur Perencanaan dan Pengembangan Perusahaan.

Pada 1998, Darwin diangkat Tanri Abeng, Menteri Negara Pendayagunaan BUMN ketika itu, menjadi salah satu staf ahlinya. Setelah tidak lagi menjabat di kementerian, dia bekerja di salah satu kantor konsultan manajemen strategi ternama di dunia, Booz Allen Hamilton Indonesia sebagai CEO selama sekitar tujuh tahun.

Mengenai potensinya menjadi Menteri ESDM, Direktur Eksekutif Indonesian Resources Studies Marwan Batubara berpendapat, posisi strategis itu sebaiknya tidak dipegang oleh pimpinan perusahaan energi, terutama yang berasal dari luar negeri.

Menurutnya, hubungan dengan perusahaan asing akan menjadi kekhawatiran tersendiri bagi kepentingan energi nasional ke depannya. ?Apalagi kan sepak terjang beliau kan selama ini tidak begitu diketahui publik. Sebaiknya jangan dari perusahaan karena bagaimanapun dia punya kepentingan,? tutur Marwan saat dihubungi Katadata, Minggu (10/8).

(Baca: Sarat Pengalaman, Lukman Mahfoedz Dianggap Layak Jabat Menteri ESDM)

Selain itu, dia berharap, presiden terpilih sebaiknya memilih Menteri ESDM dari kalangan profesional non-partai mengingat sangat strategisnya kementerian ini.

Halaman:
Reporter: Redaksi