KATADATA ? Ekonomi Samuel Sekuritas Lana Soelistianingsih memperkirakan inflasi pada bulan Juni akan mencapai 0,84 persen atau jauh meningkat dibanding Mei yang mencapai 0,16 persen. Prediksi itu jauh di atas perkiraan Bank Indonesia sebesar 0,3-0,4 persen.
Lana beralasan perkiraan inflasi Juni itu memperhitungkan kenaikan bahan pangan dan dampak kenaikan tarif dasar listrik sejak 1 Mei lalu. Selain itu inflasi juga terpengaruh oleh pelemahan nilai tukar rupiah.
"Harga kebutuhan pokok yang mulai naik menjelang lebaran seperti telur, daging. Kalau harga pangan seperti beras masih stabil," ujarnya saat dihubungi Katadata, Jakarta, Rabu (18/6).
Sehingga secara year on year, inflasi Juni mencapai 7,13 persen. Angka ini lebih rendah dibanding Mei lalu mencapai 7,32 persen.
BI memprediksi inflasi Juni di kisaran 0,3-0,4 persen. Menurut Gubernur BI Agus Martowardojo, inflasi disebabkan kenaikan harga beberapa komoditas bahan pangan menjelang puasa seperti daging ayam dan telur. Namun harga bahan pangan lain seperti cabai merah dan cabai rawit mengalami penurunan harga.
"Kami harapkan (kenaikan harga) bisa direspon Kementerian Perdagangan ataupun otoritas di daerah untuk meyakinkan tersedianya pangan itu," ujarnya di gedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Jakarta, Selasa (17/6) malam.
Agus memperkirakan puncak inflasi akan terjadi pada Juli mendatang, meski tak sebesar pada 2013. Alasannya tahun in ikenaikan inflasi tak dipengaruhi kenaikan bahan bakar minyak (BBM) seperti tahun 2013.
Otoritas moneter memperkirakan inflasi tahunan di bulan Juni mencapai 6,6 persen, atau lebih rendah pada Mei yang mencapai 7,32 persen. Angka ini diharapkan sasaran inflasi yang ditargetkan BI yaitu 4 persen plus minus satu persen dapat tercapai.