Kekhawatiran Corona Mereda, Aliran Modal Asing Masuk ke RI Rp 1,17 T

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi, petugas menata uang Dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
6/5/2020, 12.16 WIB

Bank Indonesia (BI) mencatat aliran modal asing yang masuk ke portofolio investasi di Tanah Air alias inflow mencapai Rp 1,17 triliun pada pekan pertama Mei. Hal ini karena kekhawatiran pasar atas pandemi corona mulai mereda.

Pada Maret lalu, pemodal asing memang menarik dananya ke luar dari instrumen investasi di Indonesia alias outflow. BI mencatat, hal ini terjadi karena pasar panik akan penyebaran pandemi virus corona. Sedangkan, outflow yang terjadi pada April disebabkan oleh faktor teknikal.

Namun, kini investor asing mulai masuk kembali ke portofolio investasi di Tanah Air. (Baca: Modal Asing Lari Rp 17 Triliun, Investor Domestik Kuasai Pasar Saham)

"Minggu pertama bulan ini, sampai 5 Mei, aliran modal asing masuk Rp 1,17 triliun," ujar Gubernur BI Perry Warjiyo dalam konferensi video di Jakarta, Rabu (6/5). Utamanya, ke pasar Surat Berharga Negara (SBN) baik di pasar primer maupun sekunder.

Ia optimistis, aliran modal asing akan kembali masuk dalam jumlah besar selama Mei dan Juni. "Maka, dapat mendukung pembiayaan pemerintah dalam menangani pandemi dan mendukung stabilitas nilai tukar ke depan," kata dia.

Secara keseluruhan, aliran modal asing keluar mencapai Rp 121,26 triliun pada Maret dan Rp 2,14 triliun pada April. (Baca: Investasi RI Diminati Pemodal Asing, Rupiah Paling Perkasa di Asia)

Rinciannya, pada minggu pertama April, masih terdapat inflow Rp 5,73 triliun. Namun, pada pekan kedua dan ketiga bulan lalu tercatat outflow Rp 7,98 triliun dan Rp 2,41 triliun.

Lalu, aliran modal asing kembali masuk pada pekan keempat dan kelima April, masing-masing Rp 1 miliar dan Rp 2,42 triliun.

Kini, seiring dengan aliran modal asing yang mulai masuk ke instrumen investasi Indonesia, Perry optimistis nilai tukar rupiah kembali stabil dan cenderung menguat. Walaupun, ia juga melihat bahwa rupiah berpotensi naik turun dalam jangka pendek.

"Terutama karena dipengaruhi berita-berita teknikal yang terjadi," kata Perry. Ia pun tetap yakin bahwa rupiah akan menguat pada akhir tahun dan stabil di level Rp 15 ribu per dolar Amerika Serikat (AS).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah melemah 0,25% ke level Rp 15.117 per dolar AS. Lalu, kurs Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) rupiah juga turun 23 poin ke level Rp 15.127.

(Baca: Optimisme Pelonggaran Lockdown Angkat Rupiah ke Rp 15.060 per Dolar AS)

Reporter: Agatha Olivia Victoria