Pemerintah Rilis Utang Rp 69 T, Cadangan Devisa Naik Jadi US$ 127,9 M

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ilustrasi, petugas menata uang Dolar AS di Cash Pooling Bank Mandiri, Jakarta, Kamis (28/11/2019).
8/5/2020, 12.01 WIB

Bank Indonesia (BI) mencatat, cadangan devisa Indonesia mencapai US$ 127,9 miliar per akhir April. Jumlah ini meningkat dibandingkan dengan posisi akhir Maret US$ 121 miliar.

"Peningkatan cadangan devisa terutama dipengaruhi oleh penerbitan surat utang global alias global bond pemerintah," tulis Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko dalam keterangan resminya, Jumat (8/5).

Onny mengatakan, posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 7,8 bulan impor. Selain itu, setara dengan 7,5 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Posisi cadangan devisa saat ini juga berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor. (Baca: Hasil Obligasi Global Rp 69 T Bisa Kerek Cadangan Devisa Pekan Depan)

BI menilai, posisi cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal, serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, cadangan devisa dinilai tetap memadai, terutama didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi yang baik.

Peningkatan cadangan devisa tersebut sejalan dengan langkah pemerintah menerbitkan tiga seri Surat Utang Negara (SUN) dalam denominasi dolar Amerika Serikat (AS). Total nilai surat utang ini US$ 4,3 miliar atau Rp 69 triliun.

(Baca: RI Negara Pertama Asia yang Jual Obligasi Global Rp 69 T saat Pandemi)

SUN RI1030 bertenor 10 tahun 6 bulan, atau jatuh tempo pada 15 Oktober 2030. Nilai emisinya mencapai US$ 1,65 miliar, dengan imbal hasil (yield) yang ditawarkan 3,9% dengan tingkat kupon 3,85%.

Porsi investor asal Negeri Paman Sam pada SUN seri RI030 mencapai 45%. Disusul investor Eropa 25%, Asia selain Indonesia 21%, dan lokal 9%.

Lalu, SUN RI1050 memiliki tenor 30 tahun 6 bulan, jatuh tempo pada 15 Oktober 2050. Nilai emisi surat utang seri ini US$ 1,65 miliar, dengan yield 4,25% dan kupon 4,2%. 

(Baca: Jual SUN Secara Terbatas Private Placement, Pemerintah Bidik Rp 62 T)

Lagi-lagi, investor AS merupakan peminat terbesar SUN RI1050 dengan porsi 52%. Kemudian pemodal asal Eropa 20%, investor Asia selain Indonesia 26%, dan lokal 2%.

Kemudian SUN RI0470, yang merupakan seri baru surat utang global pemerintah. Tenornya bahkan yang terpanjang yang pernah diterbitkan pemerintah, yakni 50 tahun, dan akan jatuh tempo pada 15 April 2070. Nilai emisinya mencapai US$ 1 miliar, dengan yield 4,5% dan kupon 4,45%.

Investor AS mendapatkan porsi 44% atas pembelian SUN RI0470. Kemudian investor Eropa 38% dan Asia selain Indonesia 18%. Namun, tak ada investor lokal yang berminat pada seri ini.

(Baca: Sri Mulyani Batal Terbitkan Surat Utang Khusus Pandemic Bond)

Reporter: Agatha Olivia Victoria