Nilai tukar rupiah pada perdagangan sore ini melemah 0,31% ke posisi Rp 14.755 per dolar AS. Rupiah tertekan hubungan Amerika Serikat dan Tiongkok yang memanas.
Adapun kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dolar yang dipublikasikan BI pukul 10.00 WIB justru menempatkan rupiah menguat 11 poin dari posisi kemarin ke Rp 14.774 per dolar AS.
Sementara mayoritas mata uang Asia sore ini bergerak menguat. Mengutip Bloomberg, yuan Tiongkok naik 0,08%, won Korea Selatan 0,78%, peso Filipina 0,52%, dolar Taiwan 0,28%, dolar Singapura 0,41%, dolar Hong Kong 0,04%, dan baht Thailand 0,29%.
Hanya yen Jepang dan ringgit Malaysia yang turut melemah masing-masing 0,02% dan 0,39%.
(Baca: Bertambah 415 Kasus, Lebih dari 23 Ribu Orang di RI Terinfeksi Corona)
Direktur PT TRX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan pelemahan rupiah terjadi seiring indeks dolar AS sore ini yang menguat. Ini antara lain dipengaruhi oleh hubungan AS dan Tiongkok yang kembali memanas akibat pandemi corona.
"Namun ada tanda-tanda aktivitas ekonomi dibuka kembali di seluruh dunia," ujar Ibrahim, Selasa (26/5).
Pasar kini menunggu sikap Tiongkok yang masih menggelar Kongres Nasional hingga 28 Mei mendarang. Di sela-sela Kongres, Menteri Luar Negeri Wang Yi mengingatkan agar AS tak mengonfrontasi Tiongkok.
(Baca: WHO Peringatkan Ancaman Puncak Kedua Corona, Rupiah Bergerak Melemah)
Adapun AS sebelumnya juga mengancam sanksi terhadap Tiongkok jika Beijing mengimplementasikan RUU keamanan nasional baru yang lebih ketat atas Hong Kong.
Dengan berbagai sentimen tersebut, Ibrahim menilai, rupiah berpotensi melemah pada pembukaan perdagangan besok. Namun, rupiah diproyeksi akan menguat pada penutupan perdagangan.
"Rupiah akan kembali menguat terbatas di antara Rp 14.710 hingga Rp 14.785 per Dolar AS," kata dia.