Kabar baik datang di tengah ancaman kontraksi pertumbuhan ekonomi dunia akibat pandemi corona. Berdasarkan data Produk Domestik Bruto-Paritas Daya Beli Bank Dunia dan Dana Moneter Internasional (IMF), Indonesia diprediksi menjadi negara dengan perekonomian terbesar ke-5 di dunia pada 2024.
Data keduanya menyebutkan, akan terjadi pergeseran susunan perekonomian terbesar di dunia pada 2024. Pertumbuhan negara Asia akan semakin mendominasi posisi lima teratas, menggeser posisi beberapa negara Eropa.
Setelah Tiongkok dan Jepang yang saat ini sudah berada di posisi 5 besar, Indonesia dan India diprediksi akan menggantikan posisi Inggris dan Jerman.
"Kerja keras penanganan Covid-19 di tahun ini akan sangat menentukan pemulihan di tahun-tahun berikutnya," tulis Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu dalam keterangan tertulis, Jakarta, Rabu (22/7).
Adapun salah satu alasan di balik pergeseran dominasi ekonomi ini adalah adanya pertumbuhan kelompok kelas menengah di Asia. Selain itu, faktor demografi juga berkontribusi positif pada pergeseran dominasi ekonomi Asia.
Menurut World Economic Forum, di saat pertumbuhan Tiongkok diprediksi terus melandai seiring populasi penduduknya yang menua, Indonesia, Filipina, dan Malaysia justru diharapkan menjadi champion perekonomian Asia. Hal ini dipicu dengan motor pertumbuhan berupa peningkatan angkatan kerja.
Prediksi susunan ekonomi terbesar di dunia tersebut dilakukan dengan perbandingan proyeksi pertumbuhan ekonomi beberapa tahun ke depan, termasuk tahun ini serta proses pemulihan ekonomi pada tahun-tahun berikutnya.
Berdasarkan proyeksi Bank Dunia dan IMF, beberapa negara dengan PDB terbesar tahun ini diprediksi akan mengalami pertumbuhan negatif, seperti AS -6,1%, Jepang -6,1%, Jerman -7,8%, dan Brazil -8%.
Sedangkan prediksi pertumbuhan ekonomi tahun 2020 negara-negara Asia juga sangat rendah, bahkan tiga negara diperkirakan tumbuh negatif yaitu Malaysia -3,1%, Thailand -5,0%, dan Filipina -1,9%. Meskipun lebih baik dari negara Asia lainnya, Indonesia dan Tiongkok juga tertekan dengan pertumbuhan ekonomi 0% dan 1%.
Febrio menuturkan bahwa prediksi ini perlu disyukuri dan diperlakukan sebagai motivasi bagi Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus terus melakukan kebijakan yang tepat dalam rangka penanganan pandemi Covid-19 serta pemulihan ekonomi nasional.
"Dengan demikian diharapkan dampak krisis dapat diminimalisir, perekonomian segera bangkit, dan Indonesia dapat terus merealisasikan aspirasinya menjadi perekonomian besar dan maju di dunia," katanya.
Penulis/Reporter: Agatha Olivia