Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,44% terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ke level Rp 14.565 per dolar AS pada pasar spot pagi ini, Selasa (4/8). Mata uang Garuda menguat seiring dengan perbaikan data indeks aktivitas manufaktur beberapa negara, termasuk Indonesia.
Bersamaan dengan rupiah, beberapa mata uang Asia juga menguat terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Mengutip Bloomberg, dolar Hong Kong tercatat menguat 0,01%, dolar Taiwan 0,15%, won Korea Selatan 0,04%, yuan Tiongkok 0,01%, ringgit Malaysia 0,11%, dan baht Thailand 0,25%.
Sementara, yen Jepang melemah terhadap dolar AS 0,18%, dolar Singapura 0,01%, dan rupee India 0,26%.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Ariston Tjendra mengatakan sentimen aset berisiko, termasuk rupiah, terlihat membaik pagi ini.
Naiknya minat investor terhadap aset berisiko ditopang oleh membaiknya data manufaktur beberapa negara yang disurvei oleh Markit. Beberapa negara yang dimaksud antara lain Jepang, Tiongkok, Jerman, Perancis, Italia, Spanyol, Inggris, AS, termasuk Indonesia.
"Rilis data manufaktur negara-negara itu dinilai lebih bagus dari prediksi yang mengindikasikan pemulihan," kata Ariston, kepada Katadata.co.id, Selasa (4/8).
Untuk Indonesia sendiri, indeks industri manufaktur yang dirilis IHS Markit naik hampir delapan poin ke level 46,9 atau lebih tinggi dibanding periode Juni 2020 yang berada di level 39,1. Capaian ini merupakan kenaikan tertinggi sejak Februari 2020.
Sebab sejak pandemi corona merebak di Indonesia, indeks manufaktur terus menurun. PMI Manufaktur Indonesia mencapai titik terendah pada April dan Mei 2020 masing-masing sebesar 27,5 dan 28,6.
Kendati meningkat, indeks manufaktur Juli belum menyentuh level 50 yang dapat diartikan belum terjadi ekspansi atau industri masih mengalami kontraksi. Sebaliknya, jika indeks telah menyentuh 50 artinya ada kegiatan ekspansi yang terjadi di sektor industri.
Hasil survei Indeks Markit pun menunjukkan, pada Juli 2020 volume produksi industri masih rendah seiring dengan melemahya permintaan akibat pandemi corona. Tak hanya itu, peningkatan output produksi pun masih lambat karena banyak industri yang baru kembali beroperasi setelah pelonggaran pembatasan sosial berskala besar.
Ariston menyebut sentimen itu mungkin bisa membantu penguatan rupiah hari ini di tengah kondisi pandemi yang belum membaik. Ia memprediksi nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp 14.550-Rp 14.700 per dolar AS.