Pemerintah Targetkan Kantongi Rp 5 T dari Penerbitan ORI018

ANTARA FOTO/Aprillio Akbar
Ilustrasi. Pemerintah menargetkan mampu mengantongi Rp 5 triliun dari penerbitan ORI018.
1/10/2020, 12.14 WIB

Dia pun berharap ke depannya pemerintah bisa terus memanjakan investor dalam negeri sehingga, peran investor asing di Indonesia bisa perlahah berkurang.

Direktur Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu Luky Alfirman menjelaskan kombinasi sumber pembiayaan dari utang dan nonutang akan terus dioptimalkan pemerintah untuk memenuhi target pembiayaan. Salah satu yang dilakukan adalah dengan menggencarkan penerbitan surat utang ritel, antara lain melalui penerbitan ORI018. 

Ia menegaskan masyarakat tak hanya mengantongi hasil investasi saat membeli ORI18, tetapi juga membantu membiayai pembangunan negara. "Termasuk untuk pemulihan ekonomi nasional dan penanggulangan pandemi," ujar Luky.

Masa penawaran ORI018 akan berlangsung sampai 21 Oktober 2020 pukul 10.00 WIB. Bentuk obligasi negara ini yaitu tanpa warkat, dapat diperdagangkan di pasar sekunder, dan hanya antar investor domestik atau lokal yang mengacu pada digit ketiga kode Nomor Tunggal Identitas Pemodal alias Single Investor Identification.

Hasil penjualan akan ditetapkan pada 23 Oktober 2020. Sementara tanggal setelmen 27 Oktober 2020. ORI018 akan jatuh tempo pada 15 Oktober 2023. Masyarakat bisa memesan obligasi tersebut dengan jumlah Rp 1 juta hingga Rp 3 miliar.

Jenis kupon yang ditawarkan bersifat tetap yang akan dibayarkan pada tanggal 15 setiap bulan. Pembayaran kupon tetap pertama kali pada 15 Desember 2020. Adapun instrumen utang ini dijual melalui 26 mitra distirbusi pemerintah yang terdiri dari perbankan, sekuritas, hingga perusahaa teknologi finansial alias Fintech.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria