Tumpuan Pemulihan Global, Ekonomi Tiongkok Tumbuh 4,9% pada Kuartal 3
Ekonomi Tiongkok semakin pulih dari pandemi Covid-19 pada kuartal ketiga 2020 dengan pertumbuhan mencapai 4,9% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Perekonomian terbesar kedua di dunia itu mencatatkan pertumbuhan sebesar 0,9% sepanjang Januari-September 2020 dibandingkan tiga kuartal pertama tahun lalu.
Meski diproyeksi tumbuh paling tinggi di dunia saat hampir seluruh dunia mengalami kontraksi ekonomi, realisasi ini lebih rendah dari proyeksi. Rata-rata ekonom di Tiongkok memproyeksi ekonomi negara Tembok Raksasa tersebut tumbuh 5,2% pada kuartal ketiga.
Pemulihan yang lebih lambat dari komponen konsumsi tetap menjadi hambatan bagi ekonomi Tiongkok, sedangkan ketidakpastian terus berlanjut dari kemampuan berbagai negara di belahan dunia lain dalam mengendalikan pandemi dan dampakke perekonomian.
"Perekonomian nasional secara keseluruhan melanjutkan pemulihan yang stabil dan hasil yang signifikan dari pencegahan dan pengendalian epidemi. Namun, kita harus menyadari bahwa lingkungan internasional masih rumit dan parah dengan ketidakpastian yang besar," kata Biro Statistik Tiongkok dikutip dari CNBC, Senin (19/10).
Penjualan ritel naik 3,3% pada September atau 0,9% pada kuartal ketiga. Namun selama sembilan bulan pertama tahun ini, penjualan ritel mengalami kontraksi 7,2%.
Selama tiga kuartal tersebut, penjualan barang secara online naik 15,3% dari tahun lalu, menyumbang 24,3% dari penjualan ritel.
"Kembalinya Tiongkok ke dinamika ekonomi lebih cepat dari rekan-rekannya adalah langkah pertama menuju pemulihan global," kata Bruce Pang, Kepala Penelitian Makro dan Strategi di China Renaissance, dalam sebuah catatan.
Pang memperkirakan ekonomi Tiongkok akan terus melanjutkan pemulihan, Namun, ia mencatat sejumlah masalah yang masih harus dihadapi, seperti pengangguran, berkurangnya pendapatan rumah tangga, dan pergeseran perilaku konsumen. Masalah-masalah ini akan mempengaruhi upaya Beijing untuk mendorong kontribusi konsumsi terhadap pertumbuhan.
Pang menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi pada sektor jasa atau tersier lebih lambat daripada sektor primer dan sekunder yang mencakup pertanian dan manufaktur. Padahal dari tiga sektor tersebut, sektor jasa telah tumbuh paling cepat selama beberapa tahun terakhir.
Sektor jasa naik 0,4% dalam tiga kuartal pertama tahun ini, lebih lambat dibandingkan sektor primer sebesar 2,3% dan sektor sekuder 0,9%. Investasi aset tetap naik 0,8% dalam tiga kuartal pertama tahun ini, biro statistik mengatakan Senin.
Produksi industri naik 6,9% pada September dari tahun lalu, sehingga total pertumbuhan untuk sembilan bulan pertama tahun ini mencapai 1,2%.
Di sisi lain, tingkat pengangguran Tiongkok di perkotaan berdasarkan survei resmi. turun lebih rendah pada bulan September menjadi 5,4%. Seperti kebanyakan data pemerintah, keakuratan angka tersebut sangat diragukan. Angka ini tetap di bawah rekor 6,2% yang dicapai pada Februari selama puncak pandemi virus corona di Tiongkok.
Kepala Ekonomi Tiongkok di Macquire Larry Hu menjelaskan pemulihan ekonomi terbesar kedua di dunia ini akan bergantung pada pemulihan konsumsi. Permintaan domestik akan mempercepat pertumbuhan Tiongkok dalam beberapa bulan mendatang, mengingat hasil yang kuat dari liburan Golden Week di awal Oktober.
Hu memprediksi pertumbuhan ekonomi Tiongkok dapat mencapai 5,5% pada kuartal keempat dan melesat 15% pada kuartal pertama tahun depan. Secara keseluruhan tahun, ia memproyeksi ekonomi Tiongkok akan tumbuh 2% pada tahun ini dan 8,5% pada tahun depan.
Ekonomi Tiongkok terkontraksi hingga 6,8% pada kuartal pertama tahun ini saat sebagian besar kota ditutup untuk menahan laju penularan Covid-19. Namun, ekonomi negara yang dipimpin Xi Jinping ini kembali pulih sejak kuartal II mencapai 3,2% sejalan dengan jumlah kasus yang berhasil ditekan.
Dana Moneter Internasional memperkirakan Tiongkok akan menjadi satu-satunya ekonomi utama dunia yang tumbuh tahun ini, sebesar 1,9%.