IMF Peringatkan Ancaman Melebarnya Jurang Ketimpangan akibat Covid-19

ANTARA FOTO/M Risyal Hidayat/foc.
Ketimpangan yang semakin meningkat selama pandemi di negara-negara kawasan berpotensi terjadi karena pengangguran yang meningkat.
23/10/2020, 15.39 WIB

Direktur Eksekutif Center Of Reform on Economics Mohammad Faisal menegaskan bahwa ketimpangan merupakan masalah yang sangat serius. "Karena ini bukan hanya masalah ekonomi, bisa ke sosial, keamanan, hingga ke politik," ujar Faisal kepada Katadata.co.id, Jumat (23/10).

Untuk masalah ekonomi saja, ketimpangan yang lebar akan menyebabkan perekonomian didorong hanya oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Sementara masyarakat kecil tidak bisa mendorong perekonomian.

Dengan demikian, Faisal menyarankan agar pemerintah bisa semakin giat menggelontorkan bantuan selama pandemi terjadi. Bantuan untuk masyarakat kecil  perlu terus diberikan dalam bentuk sembako atau bantuan langsung tunai.

Sedangkan untuk dunia usaha, bantuan bisa diberikan pemerintah melalui modal usaha dan insentif. Namun, stimulus untuk dunia usaha hanya perlu diberikan selama pandemi saja.

Adapun saat pandemi sudah bisa dikendalikan, Faisal menuturkan bahwa perlunya menciptakan lapangan kerja. "Harapannya dengan UU Omnimbus Law Cipta Kerja bisa merealisasi itu," kata dia.

Badan Pusat Statistik mencatat tingkat ketimpangan pengeluaran penduduk Indonesia yang diukur oleh rasio gini per Maret 2021 tercatat sebesar 0,381. Angka ini meningkat 0,001 poin jika dibandingkan dengan rasio gini September 2019 yang sebesar 0,380 dan menurun 0,001 poin dibandingkan dengan rasio gini Maret 2019 yang sebesar 0,382.

Berdasarkan data Bappenas, indeks rasio gini tahun ini akan berada pada level 0,379 - 0,381. Sementara dalam APBN 2021, indeks itu dipatok pada kisaran 0,377 - 0,379.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria