Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan memperkirakan sebanyak 3,43 juta orang selamat dari kemiskinan berkat bantuan perlindungan sosial yang dikucurkan pemerintah melalui program Pemulihan Ekonomi Nasional.
"Dari beberapa data dan perhitungan kami, diperkirakan 3,43 juta orang itu terselamatkan dari kemiskinan karena program perlindungan sosial," kata Kepala Pusat Kebijakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara BKF Ubaidi Socheh Hamidi dalam webinar Indef pada Senin (23/11), seperti dikutip dari Antara.
Ia menjelaskan, bantuan perlindungan sosial mampu menekan angka kemiskinan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya yang mencapai 10,96 persen. Hingga 18 November, realisasi perlindungan sosial PEN telah mencapai Rp193,07 triliun atau 82,4 persen dari pagu.
Menurut Ubaidi, sejumlah program dalam perlindungan sosial telah terserap hampir 100 persen. Beberapa di antaranya, yakni Program Keluarga Harapan, bantuan beras dan kartu prakerja dalam kelompok perlindungan sosial.
"Perlindungan sosial yang realisasinya sudah 82,4% mampu menjaga konsumsi masyarakat miskin dan rentan miskin," katanya.
Realisasi anggaran perlindungan sosial dalam program penanganan virus corona Covid-19 dan pemulihan ekonomi nasional telah mencapai Rp 200,18 triliun atau 98,2% dari pagu Rp 203,9 triliun per 30 Oktober 2020.
Dalam program PEN, pemerintah mengalokasikan pagu anggaran untuk dukungan UMKM sebesar Rp114,81 triliun. Hingga 18 November 2020 sudah terserap sebesar Rp96,61 triliun atau 84,1 persen dari pagu.
BPS mencatat jumlah penduduk miskin pada Maret 2020 sebesar 26,42 juta orang. atau 9,78%. Jumlah penduduk miskin bertambah 1,63 juta orang dibandingkan September 2019 atau meningkat 1,28 juta orang dari Maret tahun lalu.
Adapun bantuan UMKM itu, berupa subsidi bunga kepada 20,4 juta debitur, penjaminan kredit UMKM kepada 246,6 ribu debitur, diskon listrik/pembebasan biaya 31,4 juta pelanggan rumah tangga dan UMKM. Selain itu, ada pula bentuk pembiayaan investasi kepada 101 ribu UMKM dan bantuan usaha mikro kepada 9,32 juta penerima.
"Jadi indikasi usaha menengah besar menurun, beralih menjadi UMKM," katanya
Direktur Eksekutif INDEF Tauhid Ahmad menjelaskan, realisasasi anggaran PEN secara keseluruhan masih rendah, baru mencapai 55% hingga 11 November. Anggaran perlindungan sosial juga kurang efektif dalam mendorong kosumsi yang tetap terkontraksi hingga kuartal ketiga.
"Ada masalah yang cukup mendasar, bagaimana program bantuan sosial kaitannya dengan saran bantuan, skema, dan nilai bantuan tidak setara dengan konsumsi yang seharusnya dikeluarkan masyarakat," kata Tauhid dalam kesempatan yang sama.
Ia memperkirakan realisasi anggaran PEN secara keseluruhan hingga akhir tahun hanya akan terserap 67,8%. Dengan demikian, program ini pun tidak akan optimal mengungkit perekonomian di akhir tahun.