BI: 14 Sektor Usaha Butuh Dukungan Pemerintah untuk Tumbuh Tahun Depan

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Ilustrasi. BI memproyeksi ekonomi pada tahun depan akan tumbuh 4,8% hingga 5,8%.
Editor: Agustiyanti
3/12/2020, 13.16 WIB

Presiden Joko Widodo mengatakan, sejumlah data telah menunjukkan perkembangan positif pada perekonomian. Jumlah kasus aktif Covid-19 saat ini relatif rendah dibandingkan negara lain, indeks manufaktur juga kembali berada di level ekspansif, neraca perdagangan surplus besar, dan IHSG kembali menghijau. Untuk itu, menurut dia, pertumbuhan positif ini harus dijaga. 

Jokowi berharap bank sentral dapat berkontribusi lebih besar untuk menggerakkan sektor riil, mendorong penciptaan lapangan kerja baru, dan membantu sektor usaha, terutama UMKM agar bisa kembali produktif.

"Dalam situasi krisis seperti ini kita harus bergerak cepat, buang jauh-jauh ego lembaga, jangan berlindng dibalik otoritas masing-masing," ujarnya. 

Ekonom Chatib Basri sebelumnya memproyeksi sektor primer masih akan menjadi unggulan di tengah situasi pandemi yang  belum pasti pada tahun depan. Pelaku usaha di sektor makan dan minuman masih akan menjamur pada tahun depan.

"Semua orang saat ini berjualan makanan dan saling membeli. Ini sangat menarik," ujar dia.

Sektor lainnya yang kemungkinan masih akan terus bertahan adalah kesehatan. Ini terutama barkaitan dengan penanganan pandemi. Banyak investor saat ini berlomba-lomba menanmkan sahamnya di sektor kesehatan. Apalagi,  sektor tersebut akan menemukan vaksin yang dicari oleh seluruh masyarakat di dunia.

Sektor digital  juga masih akan terus tumbuh padatahun depan. Ini mengingat masih akan diberlakukannya pembatasan sosial hingga virus corona benar-benar musnah. Saat ini, semakin banyak pula dunia usaha yang memanfaatkan tarnsformasi digital guna meningkatkan usahanya. "Inilah yang dikatakan sebagai transformasi kecelakaan," katanya.

Halaman:
Reporter: Annisa Rizky Fadila