Bos Plataran Group hingga Komisaris Hermina Akan Jadi Pengawas LPI

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/wsj.
Ketua DPR Puan Maharani menyebut telah menerima tiga nama calon dewan pengawas LPI yang diikirimkan Presiden Joko Widodo sejak 12 Januari.
20/1/2021, 14.42 WIB

Presiden Joko Widodo telah mengirimkan tiga nama calon dewan pengawas Lembaga Pengelola Investasi ke Dewan Perwakilan Rakyat  untuk melalui proses konsultasi.  Ketua DPR Puan Maharani menyebutkan ketiga nama tersebut yakni Haryanto Sahari, Darwin Cyril Noerhadi, dan Yozua Makes. 

"Ketiga nama itu yang dipilih presiden dan dikirim kepada DPR untuk dikonsultasikan, sejak 12 Januari," ujar Puan usai pertemuan dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani dalam video yang diperoleh Katadata.co.id, Rabu (20/1).

Yozua Makes merupakan pendiri dan pemiliki Plataran Group yang bergerak di bidang perhotelan, salah satunya di kawasan wisata prioritas Borobudur. Nama Plataran juga sempat mencuat saat disebut sebagai investor di Taman Nasional Komodo.

Selain terlibat dalam bisnis perhotelan, Yozua merupakan pengacara dengan pengalaman lebih dari 30 tahun di bidang praktik keuangan perusahaan, merger dan akuisisi, serta pasar modal dan hukum investasi. Ia juga menjadi dosen di Fakultas Hukum Universitas Indonesia dan Universitas Pelita Harapan.

Calon kedua, yakni Darwin Cyril Noerhadi, merupakan Komisaris Utama Creador Indonesia, perusahaan yang bergerak di bidang private equity.  Ia juga menjabat sebagai Komisaris  PT Medikaloka Hermina Tbk dan pernah menjadi komisaris utama Mandiri Sekuritas, serta direktur utama Bursa Efek Jakarta. 

Adapun Haryanto Sahari merupakan Komisaris Independen PermataBank sejak 2017. Ia juga menjabat sebagai Presiden Komisaris PT Bukit Barisan Indah Prima sejak September 2011, Anggota Komite Audit di UI sejak November 2016, dan Anggota Komite Audit PT Unilever Tbk sejak Oktober 2016.

Dewan pengawas LPI akan terdiri dari Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir, dan tiga anggota dari kalangan profesional tersebut. Setelah dewan pengaws ditetapkan, selanjutnya dibentuk beberapa komite antara lain berfungsi untuk memilih dewan direktur sebanyak lima orang dari kalangan profesional.

Presiden Jokowi sebelumnya memastikan pemerintah akan menyetorkan modal tunai Rp 15 triliun dan saham BUMN senilai Rp 50 triliun ke lembaga tersebut.  "Saya tadi juga bisik-bisik dengan Ibu Menkeu, berapa target investasi yang akan masuk ke INA dalam 1-2 bulan lembaga ini berdiri? Dijawab kira-kira US$ 20 miliar, ini dana yang besar sekali," ujar Jokowi dalam Pertemuan Tahunan Industri Jasa keuangan 2021 melalui streaming video, Jumat (15/1).

Jokowi berharap LPI dapat menjadi mitra strategis investasi yang kuat secara hukum dan kelembagaan. Lembaga ini juga diharapkan  menjadi mitra strategis investasi yang kuat secara hukum dan kelembagaan. 

Lembaga ini akan mendapatkan modal awal sebesar Rp 75 triliun. Dengan modal tersebut, SWF milik Indonesia ini berpotensi menarik investasi hingga mencapai Rp 500 triliun pada masa awal pembentukannya.  "Tidak akan memakan waktu yang lama untuk LPI mengelola investasi Rp 500 triliun," ujar Staf Khusus Menteri Keuangan bidang Kebijakan Fiskal dan Makroekonomi Masyita Crystallin webinar SWF Effect bagi Ekonomi, Kamis (14/1).

Potensi dana kelolaan yang besar seiring dengan pipeline atau daftar investasi LPI yang bernilai besar, seperti proyek jalan tol, bandara, hingga pelabuhan. Daftar proyek yang akan masuk dalam rencana investasi LPI ini harus sudah tersedia saat lembaga ini beroperasi sebelum 1 April 2020.  "Saya optimistis lembaga ini akan roll over dengan cepat, tetapi kita tetap harus hati-hati," ujar dia.

Reporter: Agatha Olivia Victoria