BPS Catat Inflasi Maret 0,08% Disumbang Cabai Rawit hingga Upah ART

ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan/wsj.
Pedagang menyortir cabai rawit yang dijual di Pasar Pondok Labu, Jakarta Selatan, Senin (1/3/2021). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kenaikan harga cabai rawit dan ikan segar menjadi pemicu terjadinya inflasi pada Februari 2021 sebesar 0,10 persen.
1/4/2021, 11.33 WIB

Berdasarkan komponennya, menurut dia, inflasi terutama didorong oleh komponen harga yang bergejolak mencapai 0,56%, sedangkan kelompok inti hanya mencapai 0,03% dan harga yang diatur pemerintah 0,02%. 

"Harga yang bergejola karena karna ada inflasi cabai rawait bawang merah dan cabai merah. Sedangkan inflasi inti trennya menurun karena deflasi pada harga emas," katanya. 

Ia mengatakan, inflasi terjadi di 58 kota Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 90 kota yang disurvei. Sedangkan 32 kota IHK mencatatkan deflasi. 

"Inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 1,07% dan terendah di Tangerang dan Banjarmasin 0,01%. Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Bau-bau 0,99% dan terendah di Palopo 0,01%," 

Catatan inflasi ini sesuai dengan hasil survei pemantauan harga Bank Indonesia pada minggu keempat Maret 2021 yang memperkirakan inflasi Maret sebesar 0,08% jika dibandingkan Februari 2021. Menurut survei BI, penyumbang inflasi hingga pekan keempat adalah cabai rawit sebesar 0,04% secara bulanan, bawang merah 0,03%, serta tomat dan ikan mas masing-masing sebesar 0,01%. Sementara itu, beberapa komoditas mengalami deflasi, antara lain cabai merah dan emas perhiasan 0,03%.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria