Tekanan Global Mereda, Rupiah Menguat Ke Rp 14.490 per US$

Adi Maulana Ibrahim |Katadata
Ilustrasi. Rupiah pagi ini menguat bersama mayoritas mata uang Asia.
7/4/2021, 10.06 WIB

Di sisi lain, Reny menuturkan bahwa sentimen positif yang menyebabkan penguatan rupiah yakni proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) tentang perekonomian global yang meningkat. "Terkendalinya inflasi turut menjadi sentimen penguatan rupiah pada awal bulan April 2021," ujar dia.

Selain itu, rilis data cadangan devisa yang akan keluar hari ini dan diperkirakan tetap tinggi dapat menjadi katalis tambahan untuk rupiah. Ia memproyeksi, rupiah hari ini bergerak pada rentang Rp 14.472-14.522 per dolar AS.

 Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim menjelaskan bahwa investor saat ini memang sedang fokus pada rencana infrastruktur yang diusulkan oleh Biden. "Rencana itu akan melibatkan peningkatan pajak perusahaan untuk membayar pengeluaran baru," kata Ibrahim dalam hasil kajiannya yang diterima Katadata.co.id, Selasa (6/4).

Biden bersedia untuk mendorong rencana infrastruktur tersebut tanpa dukungan dari anggota parlemen Republik jika dia tidak dapat mencapai kesepakatan bipartisan. Hal tersebut diungkapkan Menteri Energi Jennifer Granholm pada Minggu (4/4).

Menurut Ibrahim, sentimen tersebut membuat dolar AS melemah. Saat berita ini ditulis, indeks dolar AS turun tipis 0,01% ke level 92.32. Namun, mata uang Nageri Paman Sam terlihat menguat terhadap mayoritas mata uang utama seperti euro, dolar Australia, dolar Kanada, dan franc Swiss.

Ia memproyeksikan mata uang Garuda akan berfluktuasi dan ditutup menguat hari ini. Pergerakan rupiah di antara Rp 14.480-14.520 per dolar AS.

Halaman:
Reporter: Agatha Olivia Victoria