Realisasi Dana PEN hingga Juli Baru 41%, Terbanyak Diserap Bansos

ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/aww.
Petugas Kantor Pos memotret warga untuk data bukti penerima bantuan sosial tunai di Boyolali, Jawa Tengah, Rabu (13/5/2020).
Penulis: Rizky Alika
3/8/2021, 08.13 WIB

Realisasi penyerapan anggaran Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) hingga Juli 2021 mencapai 41% dari total dana yang disiapkan yakni Rp 744,75 triliun. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan penyerapan terbanyak berasal dari program perlindungan sosial atau bansos.

"Realisasi sampai Juli Rp 305,5 triliun atau 41% dari total Rp 744,75 triliun," kata Airlangga saat konferensi pers virtual, Senin (2/8).

Secara rinci, penyerapan dana pada program perlindungan sosial mencapai Rp 91,84 triliun dari pagu Rp 187,84 triliun. Anggaran khusus untuk bantuan sosial ini diberikan kepada masyarakat yang mengalami pengurangan pendapatan hingga pemutusan hubungan kerja atau PHK.

Kemudian, realisasi program kesehatan mencapai Rp 65,5 triliun dari pagu Rp 214,95 triliun. Dana tersebut dipakai untuk berbagai kebutuhan vaksin, penanganan pasien positif Covid-19 hingga pembelian obat-obatan.

Selanjutnya, program dukungan usaha mikro kecil dan menengah atau UMKM dan korporasi telah dibelanjakan Rp 52,43 triliun dari pagu Rp 162,4 triliun. Kemudian, program prioritas sudah dicairkan Rp 47 triliun dari pagu Rp 117,94 triliun. Untuk program insentif usaha, realisasinya mencapai Rp 43,35 triliun dari pagu Rp 62,83 triliun.

Pandemi Covid-19 membuat banyak negara harus menghabiskan anggaran untuk penanganan kesehatan dan mengatasi dampaknya pada aspek sosial ekonomi. Menteri Keuangan Sri Mulyani sebelumnya mengatakan pemerintah di seluruh dunia sudah menggelontorkan sekitar US$ 11 triliun atau setara Rp 159,5 kuadriliun untuk mengatasi pandemi selama 18 bulan terakhir.

"US$ 11 triliun sudah dibelanjakan seluruh dunia dalam bentuk fiskal, defisit yang melebar, monetery easing (pelonggaran moneter) yang semuanya bertujuan untuk bisa menghadapi pandemi Covid-19," kata Sri Mulyani dalam diskusi virtual, Selasa, (27/7).

Oleh karena itu, menurut dia, tidak heran jika pemerintah di seluruh negara mengerahkan berbagai sumber daya, mulai dari kebijakan fiskal hingga moneter untuk menyelamatkan warganya.

"Karena masyarakat tidak boleh melakukan kegiatan seperti biasa, interaksi dan mobilitas dibatasi dan ini pasti memukul sektor sosial dan ekonomi suatu negara," ujarnya.

Anggaran yang sudah dialokasikan juga masih berpeluang naik, mengingat perubahan anggaran yang sudah berulang kali dilakukan pemerintah sejak awal tahun. 

"Kami terus melakukan redesign anggaran PEN yang mencapai Rp 699 triliun. Komposisi anggaran PEN akan bergerak," kata Sri Mulyani saat menghadiri sebuah diskusi virtual awal bulan ini, dan sebelum dilakukan perubahan komposisi anggaran PEN 2021 yang terbaru.

Reporter: Rizky Alika