Rupiah Berpotensi Melemah di Tengah Sinyal Baru Tapering Off The Fed

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Ilustrasi. Rupiah menguat ke level Rp 14.372 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
30/8/2021, 10.24 WIB

Nilai tukar rupiah dibuka menguat 0,07% ke level Rp 14.408 per dolar AS pada perdagangan di pasar spot pagi ini. Namun, rupiah diprediksi akan berbalik melemah di tengah wacana tapering off bank sentral AS.

Mengutip Bloomberg,  rupiah melanjutkan penguatan ke level Rp 14.372 per dolar AS hingga pukul 10.00 WIB. Ini lebih tinggi dari posisi penutupan akhir pekan lalu Rp 14.418 per dolar AS.

Mayoritas mata uang Asia lainnya bergerak menguat. Yen Jepang menguat 0,05% bersama dolar Taiwan 0,33%, won Korea Selatan 0,40%, peso Filipina 0,19%, rupee India 0,72%, yuan Tiongkok 0,09%, ringgit Malaysia 0,47%. Sementara bath Thailand melemah 0,14%, bersama dolar Hong Kong 0,01% dan dolar Singapura 0,02%.

Analis pasar uang Ariston Tjendra memperkirakan rupiah akan melemah ke kisaran Rp 14.450 per dolar AS, dengan potensi support di kisaran Rp 14.400. Pelemahan dipengaruhi kembali menguatnya wacana tapering off bank sentral AS, The Federal Reserve (Fed) usai pertemuan simposium Jackson Hole akhir pekan lalu.

"Sinyal dari Powell terkait tapering Fed di akhir tahun ini berpeluang mendorong penguatan Dollar AS," kata Ariston kepada Katadata.co.id, Senin (30/8).

Ariston mengatakan, pasar masih akan mengkonfirmasi rencana tersebut dengan data tenaga kerja AS yang akan dirilis di pekan ini. Bila data menunjukkan perbaikan, isu tapering bakal makin menguat yang turut mengerek penguatan dolar AS.

Gubernur Fed Jerome Powell kembali menyinggung wacana tapering off alias pengetatan stimulus dalam pidatonya di acara simposium Jackson Hole. Dalam pidatonya tersebut, Powell memperjelas adanya rencana pengurangan pembelian obligasi pemerintah pada akhir tahun ini.

“Jika pertumbuhan (jumlah) pekerjaan berlanjut, itu (tapering off) bisa tepat tahun ini,” kata Powell dikutip dari Reuters, Sabtu malam (28/8).

Kendati demikian, pernyataannya tersebut tidak memberi banyak pembaharuan, pasalnya masih belum jelas kapan tapering tersebut benar-benar dilakukan. Powell hanya menyebut kemungkinan akan dilakukan akhir tahun ini, begitupun pernyataan mayoritas pejabat Fed yang tertuang dalam notulen rapat komite pasar terbuka federal (FOMC) yang rilis dua pekan lalu.

Namun beberapa pejabat mendesak agar pengumuman pengurangan pembelian obligasi dilakukan pada rapat FOMC bulan depan dan mulai berlaku Oktober 2021.

Fed akan mempertimbangkan perbaikan di sektor ketenagakerjaan sebelum benar-benar mengurangi pembelian obligasi pemeirntah yang senilai US$ 120 miiar tiap bulannya. Mengutip CNBC, Departemen Ketenagakerjaan melaporkan klaim baru pengangguran pekan ketiga bulan ini yang berakhir 21 Agustus mencapai 353 ribu. Jumlahnya 4 ribu lebih banyak dari pekan sebelumnya 349 ribu, klaim paling sedikit sejak klaim pengangguran melonjak untuk pertama kali pada pekan kedua Maret 2020.

Meski Powell mempertegas adanya rencana pengurangan pembelian obligasi, Fed tampaknya masih jauh dari pembicaraan terkait rencana kenaikan suku bunga. Powell dalam pidatonya mengatakan bank sentral akan berhati-hati terkait langkah tersebut, dengan masih akan memperhatikan sejumlah indikator termasuk inflasi. Sedangkan harga barang-barang yang melonjak saat ini hanya bersifat sementara dan ada kemungkinan inflasi turun mendekati target 2%.

Dari dalam negeri, Ariston menyebut jumlah laporan kasus positif harian yang menurun berpeluang menahan rupiah agar tidak terkoreksi lebih dalam. Jumlah kasus yang turun mendorong pemerintah menurunkan level PPKM di sejumlah wilayah penting seperti Jabodetabek, Surabaya Raya dan Bandung Raya seminggu terakhir.

"Di sisi lain, kondisi pandemi yang membaik di dalam negri bisa menahan pelemahan rupiah hari ini," kata Ariston.

Satgas Covid-19 melaporkan pada Minggu (29/8), jumlah kasus positif bertambah 7.427 dengan kematian sebanyak 551 orang dan kasus sembuh 16.468 orang. Sehingga kasus kumulatif positif sejak awal pandemi sudah mencapai 4.073.831 kasus.

Laporan positif Covid-19 harian di dalam negeri terus turun sejak awal bulan ini, setelah sempat menyentuh rekor 56.575 kasus positif harian pada 15 Juli 2021. Dalam sepekan terakhir, penambahan kasus positif terus turun ke bawah rata-rata 20 ribu perhari. Selain itu, laporan kasus 29 Agustus merupakan terendah sejak 8 Juni 2021.

Reporter: Abdul Azis Said