Rupiah Perkasa ke 14.256/US$ Imbas Menghijaunya Bursa Saham Global

ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga
Rupiah menguat seiring membaiknya sentimen pasar terhadap aset berisiko.
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Agustiyanti
3/9/2021, 09.43 WIB

Mayoritas indeks saham Asia Pasifik juga menguat pagi ini, kecuali di Hong Kong dan Singapura. Indeks Nikkei 225 Jepang menguat 0,34% pagi ini atau 3,61% secara bulanan. Shanghai SE Composite menguat 0,16% atau 4,49% secara bulanan, dan indeks Kospi Korea Selatan menguat 0,46% atau 0,44% secara bulanan.

Indeks Nifty 50 India pagi ini juga menguat 0,92% atau melonjak 6,84% secara bulanan. Indeks ASX 200 Australia menguat 0,46% atau 0,61% secara bulanan. FTSE Malaysia yang menguat 0,16% pagi ini atau 5,63% secara bulanan. Demikian pula dengan  indeks Taiex Taiwan yang naik 0,62% tetapi terkoreksi 0,73% secara bulanan. 

Sementara itu, indeks Hang Seng Hong Kong dan indeks Strait Times pagi ini melemah masing-masing 0,26% dan 0,32%. Keduanya juga terkoreksi masing-masing 0,66% dan 2,23% secara bulanan. 

Kendati berpeluang melanjutkan penguatan, Ariston juga menilai penguatan rupiah akan terbatas dengan masih kuatnya sentimen tapering off  The Fed. Pasar tampaknya masih menunggu laporan terbaru data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis malam ini untuk mengkonfirmasi pernyataan Gubernur Fed sebelum-sebelumnya.

"Penantian terhadap data ini mungkin juga yang membuat pergerakan nilai tukar rupiah dalam kisaran sempit," kata Ariston.

Departemen Ketenagakerjaan AS dijadwalkan merilis jumlah tenaga kerja baru di sektor non pertanian malam ini. Dow Jones memperkirakan penambahan tenaga kerja baru hanya sebanyak 720 ribu pekerja atau turun 5,2% dari bulan sebelumnya.

Sementara, Gubernur Fed Jerome Powell berulang kali menjelaskan bahwa bank sentral akan mempertimbangkan kondisi pemulihan ketenagakerjaan dan inflasi sebagai pertimbangan untuk melakukan tapering off alias pengetatan stimulus. Powell akhir pekan lalu memperjelas adanya rencana Fed untuk mengurangi pembelian obligasi pemerintah akhir tahun ini, namun pembicaraan terkait kenaikan suku bunga tampaknya masih ditahan hingga tahun depan.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said