Bank Indonesia (BI) mencatat utang luar negeri (ULN) Indonesia ke Cina pada akhir Agustus mencapai US$ 21,13 miliar atau setara Rp 302 triliun berdasarkan kurs Jisdor periode yang sama.
Berdasarkan laporan Statistik Utang Luar Negeri Indonesia terbaru, posisi ULN Indonesia dari kreditur Cina pada akhir Agustus bertambah US$ 53 juta dibandingkan bulan sebelumnya. Sementara secara tahuna, nilai ULN bertambah US$ 801 juta.
Bank sentral mencatat sebagian besar utang dari Cina ditarik oleh sektor swasta. ULN swasta ke Cina pada akhir Agustus mencapai US$ 19,46 miliar, bertambah US$ 40 juta dalam sebulan dan naik US$ 877 juta dalam setahun terakhir.
Sementara total utang yang sudah ditarik oleh pemerintah dari kreditur Cina pada akhir Agustus sebesar US$ 1,67 miliar. Nilai tersebut naik US$ 13 juta dibandingkan Juli 2021, tetapi berkurang US$ 77 juta dibandingkan Agustus tahun lalu
Adapun Bank Indonesia tidak mencatatkan adanya ULN ke negara manapun, kecuali utang kepada Dana Moneter Internasional (IMF) dan pemberi utang lainnya sebesar US$ 9,2 miliar.
Cina bukanlah negara pemberi utang paling besar ke Indonesia. Berdasarkan data BI, Singapura merupakan negara kreditur terbesar dengan utang yang diberikan kepada Indonesia US$ 63,9 miliar. Nilainya menyusut US$ 392 juta dari bulan sebelumnya dan secara tahunan berkurang US$ 5,92 miliar.
Amerika Serikat ada di urutan kedua dengan total pemberian utang sebesar US$ 31,06 miliar. Nilainya naik US$ 122 juta dari bulan sebelumnya, sementara dalam setahun bertambah US$ 1,7 miliar. Kemudian Jepang dengan nilai pemberian utang sebesar US$ 27,34 miliar. Nilainya naik US$ 96 juta dari bulan Juli, tetapi berkurang dari Agustus tahun lalu sebesar US$ 868 juta.
BI melaporkan posisi utang luar negeri Indonesia pada akhir Agustus mencapai US$ 423,5 miliar setara Rp 6.058 triliun. Nilai tersebut bertambah US$ 7,4 miliar dalam sebulan, sementara dibandingkan tahun lalu bertambah US$ 11,2 miliar. Kenaikan nilai ULN tersebut terutama disebabkan adanya penarikan utang oleh pemerintah dan alokasi SDR Dana Moneter Internasional (IMF) kepada BI.
Posisi ULN pemerintah tercatat sebesar US$ 207,5 miliar, tumbuh 3,7% secara yoy, lebih tinggi dari pertumbuhan Juli 3,5%. Sementara posisi ULN Bank Indonesia pada bulan Agustus 2021 melompat dari Juli sebesar US$ 2,8 miliar, menjadi US$ 9,2 miliar pada Agustus.
BI juga melaporkan ULN sektor swasta secara keseluruhan turun dari bulan sebelumnya. Utang swasta pada Agustus 2021 sebesar US$ 206,8 miliar, turun dari bulan sebelumnya US$ 207,4 miliar. Utang sektor swasta mengalami kontraksi 1,2% secara yoy, setelah pada periode sebelumnya tumbuh relatif stabil.
BI memastikan bahwa struktur ULN Indonesia pada Agustus masih tetap sehat dan terkendali. Hal ini tercermin dari rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 37,2%. Kendati demikian rasionya meningkat dari 36,6% terhadap PDB pada bulan sebelumnya. Selain itu, 88,5% dari ULN tersebut juga merupakan utang dengan tenor jangka panjang.