Bank Pembangunan Asia (ADB) kembali menyetujui penyaluran pinjaman kepada Indonesia senilai US$ 500 juta atau Rp 7,1 triliun (Kurs Rp 14.238 per US$).
Pinjaman akan digunakan pemerintah untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM), meningkatkan produktivitas tenaga kerja, hingga reformasi di berbagai bidang yang mendukung pengembangan SDM.
“Program baru ini akan membantu meningkatkan pembangunan sumber daya manusia, yang merupakan inti dari strategi pemerintah Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi lebih tinggi dalam jangka panjang,” kata Direktur ADB bidang Pembangunan Manusia dan Sosial untuk Asia Tenggara Ayako Inagaki dalam keterangan resminya dikutip Senin (22/11).
Selain itu, Ayako mengatakan pinjaman ini dipakai untuk mendukung reformasi di berbagai bidang, khususnya kesehatan dan pendidikan sesuai target pembangunan berkelanjutan (SDGs).
Sasarannya terutama untuk penngkatan kualitas pendidikan dan pelatihan keterampilan, mendorong lapangan kerja bagi kaum muda termasuk lulusan universitas.
Pinjaman ini juga bakal dipakai untuk memperluas jaring pengaman sosial serta mendukung program pemberantasan stunting.
Dia menyebut pinjaman baru ini dalam rangka membiayai subprogram pertama dari tiga subprogram kerja sama ADB dengan Indonesia yakni 'Boosting Productivity through Human Capital Development Program'.
Fokus utama kerja sama ini pada bidang keshatan, pendidikan, dan perlindungan sosial.
Tujuannya membantu Indonesia untuk mencapai Human Capital Index alias indeks modal manusia (HCI) sebesar 0,59 pada tahun 2026, sejajar dengan rata-rata kawasan dan rata-rata global.
HCI Indonesia naik menjadi 0,54 pada 2020 dari sebelumnya 0,50 pada 2010.
Meskipun anak Indonesia saat ini rata-rata sudah bisa menyelesaikan 12,3 tahun sekolah di usia 18, tetapi hasil pembelajaran yang lemah menjadikan kaum muda tidak siap memasuki pasar tenaga kerja.
"Adanya angkatan kerja yang terampil dan sehat melalui pendidikan teknis dan vokasi, pelatihan dan pendidikan tinggi akan mendorong perusahaan untuk berinvestasi di Indonesia, sehingga turut memajukan pembangunan sektor swasta," kata Ayako.
Dia mengatakan pembangunan manusia menjadi pendorong penting pertumbuhan ekonomi untuk mendukung target Indonesia menjadi negara maju pada 2045.
Untuk mencapai target tersebut, perlu tingkat pertumbuhan tahunan setidaknya 7%.
Karena itu, angkatan kerja yang terampil sangat penting untuk mendukung transisi menuju pengembangun manufaktur teknologi tinggi dan ekspor bernilai tambah lebih tinggi.
ADB telah menyalurkan pinjaman senilai US$ 1 miliar dalam sebulan terakhir.
Sebelum pinjaman yang sekarang, lembaga keuangan multilateral yang berbasis di Manila itu juga menyalurkan pinjaman senilai US$ 500 juta ke Indonesia pada akhir bulan lalu.
Pinjaman bulan lalu diberikan untuk mendukung upaya RI mendorong lingkungan usaha kompetitif dan ramah investasi, serta mencapai pemulihan ekonomi Indonesia dari pandemi Covid-19.
Pinjaman terutama untuk membantu pemerintah meningkatkan layanan logistik, memfasilitasi perdagangan, dan mendorong penciptaan lapangan kerja.
Juga, memberi insentif bagi perusahaan dalam mengadopsi teknologi baru dan meningkatkan keterampilan pekerja.
“Pinjaman ini berbasis kebijakan yang diiringi oleh bantuan teknis dan pertukaran pengetahuan, didesain agar menjadi bagian penting dari strategi pemerintah melakukan pemulihan pascapandemi Covid-19,” ujar irektur ADB untuk Manajemen Publik, Sektor Keuangan, dan Perdagangan di Asia Tenggara Jose Antonio Tan dalam keterangan pers, Jumat (29/10).
Tan menjelaskan, program ADB ini juga akan membantu Indonesia menciptakan lingkungan yang ramah investasi, memfasilitasi perdagangan, dan membangkitkan dunia usaha.
Program ini mendukung pelaksanaan strategi kemitraan ADB untuk Indonesia periode 2020–2024, khususnya dalam mempercepat pemulihan ekonomi melalui reformasi.