Sri Mulyani Sebut Harga Komoditas Penyebab Penerimaan BK Melesat 868%

Youtube/Kemenkeu RI
Menteri Keuangan Sri Mulyani
Penulis: Abdul Azis Said
Editor: Maesaroh
26/11/2021, 09.24 WIB

Selain ekspor, BPS juga mencatat kinerja impor naik 0,36% dibandingkan bulan sebelumnya menjadi US$ 16,29 miliar. Secara tahunan impor naik 51,06%.

Kenaikan impor juga mendorong penerimaan dari bea masuk ikut naik. Sri Mulyani mencatat penerimaan bea masuk hingga Oktober mencapai Rp 3,27 triliun.

Realisasinya naik 54,12% dari tahun lalu, tapi masih lebih rendah dari capaian tahun 2019 sebesar Rp 3,31 triliun.

"Kalau dilihat bea masuk terlihat sekali momentum kenaikan makin bulan makin melonjak," kata Sri Mulyani.

 Peningkatan pada impor juga mendorong penerimaan beberapa jenis perpajakan juga naik.

Penerimaan dari Pajak Penghasilan (PPh) 22 impor sepanjang Januari-Oktober 2021 tumbuh 21,6% secara tahunan, pembalikan setelah terkontraksi 45,3% pada periode yang sama tahun lalu.

Pajak Pertambahan Nilai (PPN) impor juga melesat 32,3%, pertumbuhan tertinggi dibandingkan jenis penerimaan pajak lainnya.

Dengan membaiknya kinerja bea masuk dan keluar tersebut, Sri Mulyani mencatat penerimaan negara dari kepabeanan dan cukai hingga Oktober mencapai Rp 205,78 triliun.

Nilainya naik 25,47% dari tahun lalu, dan sudah mencapai 95,73% dari target penerimaan tahun ini.

Selain disumbangkan penerimaan bea masuk dan bea keluar, penerimaan kepabeaan dan cukai sebagian besar disumbangkan oleh penerimaan cukai. Adapun penerimaan cukai tumbuh 10,3% dari tahun lalu.

Halaman:
Reporter: Abdul Azis Said