Semakin meluasnya penyebaran Covid-19 varian Omicron mulai mengancam perekonomian dunia. Bahkan Dana Moneter Internasional (IMF) memperingatkan mutasi virus ini dapat memperlambat pemulihan ekonomi global.
IMF pada Oktober lalu telah memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global sebesar 5,9% tahun ini dan 4,9% pada tahun 2022. Meski demikian, Amerika Serikat dan beberapa negara dengan perekonomian besar telah merevisi pertumbuhannya.
“Kami kemungkinan akan melihat beberapa penurunan pada proyeksi kami untuk pertumbuhan global,” kata Direktur Pelaksana IMF Kristalina Georgieva, Jumat (3/12) dikutip dari Bloomberg.
Semakin lambatnya pertumbuhan ekonomi global ini lantaran adanya ketimpangan antara beberapa negara yang kemungkinan lebih cepat pulih dari pandemi. Sementara negara lainnya akan terdampak lebih lama. “Masalah baru yang sedang muncul khususnya adalah inflasi,” ujar dia.
Georgieva lalu mengungkapkan kekhawatirannya atas dampak pandemi terhadap kemampuan beberapa negara membayar utang. Dia mengatakan sekitar 60% negara termiskin dunia saat ini berisiko tinggi kesulitan keuangan.
“2022 akan jadi tahun yang sangat mendesak dalam hal berurusan dengan utang,” ujarnya.
Kelompok G20 pada Mei tahun lalu telah memulai inisiatif penangguhan pembayaran utang (DSSI) negara-negara termiskin dunia untuk mengatasi pandemi. Georgieva berharap inisiatif seperti ini dapat dilakukan kelompok negara-negara lainnya.
Saat ini baru tiga negara yang mengajukan penangguhan ini yakni Ethiopia, Zambia, dan Chad. Oleh sebab itu Georgieva meminta negara lain yang mengalami kesulitan bisa mengambil opsi ini.
“Pesan saya, jangan menunggu sampai terlambat. Akan lebih mahal untuk (negara) anda,” katanya.